Usai Luncurkan Satelit Mata-Mata, Korea Utara Batalkan Perjanjian Militer dengan Korea Selatan
Setelah meluncurkan satelit mata-mata Korea Utara membatalkan seluruh perjanjian militer dengan Korea Selatan yang sudah dibuat sejak tahun 2018--
Ibu Kota Negara seperti Washington Amerika Serikat, Tokyo Jepang, dan Seoul Korea Selatan juga sangat mengecam peluncuran satelit Malligyong 1 yang melanggar sanksi PBB.
Peluncuran satelit Malligyoung 1 merupakan upaya ketiga yang dilakukan oleh Ibu Kota Pyongyang Korut untuk menempatkan satelit mereka di orbit Bumi.
Upaya pertama dilakukan oleh Korea Utara adalah sejak Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kosmodrom Rusia pada September 2023.
BACA JUGA:Ini Daftar Negara Termiskin di Asia, Korupsi dan Perang Saudara Penyebab Utamanya
Pada tanggal 23 Novemeber 2023 kementerian pertahanan Korea Utara mengatakan bahwa peluncuran satelit ini adalah bentuk dari hak negara mereka membela diri dan menolak segala bentuk alasan dan tanggapan dari Korea Selatan.
Ibu Kota Pyongyang menuduh Ibu Kota Seoul memberikan tekanan terhadap perjanjian yang mereka buat. Korea Utara juga mengatakan bahwa sudah lama menganggap perjanjian yang mereka buat hanyalah selembar kertas saja.
Negara ini sangat sakit hati atas keputusan awal Korea Selatan yang membatalkan sebagian perjanjian yang telah mereka sepakti. Dimana pada akhirnya korea Utara mengambil langkah tegas untuk membatalkan seluruh perjanjian yang ada.
Sementara itu Korea Selatan membatalkan sebagian perjanjian yang dibuat tahun 2018 dan akan melakukan pengawasan serius disepanjang perbatasan Negara mereka dengan Korut.
BACA JUGA:Vladimir Putin Dituduh Sebagai Penjahat Perang, Pengadilan Internasional Terbitkan Surat Penangkapan
Keberhasilan peluncuran satelit mata-mata ke orbit bumi oleh Korut ini tentunya akan meningkatkan hasil informasi terbaru yang akan negara ini dapatkan, teruatam informasi mengenai Korea Selatan. Menurut pakarnya, satelit ini dapat menyediakan data-data penting terakait konflik militer.
Amerika Serikat menganggap satelit yang dikirimkan oleh Korea Utara merupakan uji coba teknologi balistik dimana biasanya digunakan dalam rudal di peluncuran satelit.
Sebelumnya pada september 2023 Kim Jong Un telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Vladimir Putin.
Pertemuan bilateral ini terjadi di pelabuhan antarisksa di timur rusia. Pada pertemuan ini Korut menyampaian bahwa negara ini akan selalu bersama Rusia meskipun mereka negara yang terisolasi.
Pertemuan yang dillakukan oleh Rusia ini adalah upaya untuk memperkuat aliansinya bersama dengan negara-negara yang dikucilkan oleh negara barat. Aliansi ini dilakukan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
BACA JUGA:Penegasan Jokowi Kepada Putin, Indonesia Ingin Perang Berakhir dan Pangan Global Membaik
Sumber:


