Sempat Jadi yang Terkaya di Dunia, Kini Negara Ini Hancur dan Bangkrut, Ini Penyebabnya
Republik Nauru pernah menjadi negara terkaya di dunia namun akhirnya menjadi negara yang hancur dan bangkrut dikarenakan kotoran burung--
Namun sayangnya kekayaan alam di Nauru baru dapat dinikmati oleh masyarakat Nauru di tahun 1968, setelah negara tersebut merdeka. Karena sebelumnya, pulau kecil tersebut ada di bawah jajahan Jerman, Autralia, hingga kependudukan Jepang.
Kekayaan guano di pulau Nauru pada tahun 1914 ketika masih dalam pendudukan Jerman, Nauru berhasil memproduksi 100.000 ton fosfat pada saat itu, setiap ton fosfat tersebut dihargai 12.5 Dollar Australia, sementara ongkos produksinya hanya sekitar 6 Dollar Australia saja.
Profit marginnya bisa mencapai 52 persen selama setengah abad. Setidaknya terdapat 34 juta ton fosfat dari pulau Nauru yang dieksploitasi oleh penjajah asing sejak tahun 1919 sampai 1968.
Setalah Nauru merdeka di tahun 1968, masyarakatnya mulai menikmati kekayaan alam dan menerima tambang raksasa dengan segala fasilitasnya.
Selain itu, Republik Nauru juga nerima pembayaran 107 juta Dollar Australia sebagai biaya ganti rugi untuk kerusakan lingkungan yang disebabkan sama penambangan fosfat.
Tetapi tentu saja jumlah tersebut belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sisa fosfat yang masih berlimpah di pulau Nauru.
Menurut riset dari Daniel & Gowdy diperkirain masih terdapat sekitar 60-70 juta ton fosfat di Nauru yang dapat ditambang dan menjadi sumber pendapatan ekspor Republik Nauru.
Pada tahun 1976 National Geographic mengirim seorang jurnalis yaitu Mike Holmes ke pulau Nauru untuk meneliti negara yang baru merdeka beberapa tahun dalam catatannya.
Mike Holmes menulis jika Republik Nauru dapat memproduksi sekitar 2 juta ton fosfat setiap tahun dengan harga 60 dollar australia setiap ton-nya.
Artinya negara sekecil itu mampu meraup 120 juta dollar Australia di tahun 1976.
Penduduk Nauru pada tahun 1976 tersebut hanya berjumlah 7 ribu orang saja, itylah mengapa pendapat besar dari negara tersebut dapat digunakan untuk mensejahterakan penduduknya yang hanya berjumlah 7000 jiwa saja.
Itulah mengapa jika Mike Holmes sampai menulis artikel dengan judul “This is The World Richest nation: All of it!”
Penelitian ini juga diikuti oleh jurnalis dari New York Times pada tahun 1982 yang menulis artikel dengan judul "World's Richest Little Isle" untuk menggambarkan betapa kayanya negara Nauru karena diberkahi oleh burung-burung yang bermigrasi.
Sumber:



