Sebelumnya, Pemerintah Korea Selatan mengumumkan serangkaian langkah darurat untuk mendukung sektor otomotifnya, guna meredam dampak dari kebijakan tarif impor kendaraan yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
BACA JUGA:Menganl 'Hyundai Bluelink', Fitur Anti Maling Terbaru dari Hyundai
BACA JUGA:Segini Harga SUV Hyundai Venue, Mobil Baru yang Jadi Penantang Rocky-Raize
Kebijakan tarif impor timbal balik ini dinilai bisa merugikan industri otomotif Korea Selatan yang selama beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan ekspor signifikan ke pasar AS.
Adapun langkah strategis dalam jangka pendek mencakup bantuan keuangan bagi produsen mobil, pemotongan pajak, serta subsidi untuk mendorong permintaan domestik seperti dikutip dari Reuters.
Pemerintah Korea Selatan juga menyatakan akan melakukan negosiasi dengan pihak AS serta membantu perluasan pasar ekspor ke negara-negara berkembang.
Presiden Trump telah mengumumkan tarif sebesar 25 persen terhadap impor mobil dan truk ringan dari Korea Selatan, yang mulai berlaku Kamis, 10 April 2025.
BACA JUGA:Bocaran Hyundai Stargazer Terbaru, Tawarkan Berbagai Fitur Canggih, Cocok Jadi Mobil LMPV Keluarga
Berdasarkan analisis Reuters, tarif ini mencakup lebih dari $460 miliar nilai impor kendaraan dan suku cadang tiap tahunnya.
Para produsen diperkirakan akan menanggung sebagian beban tarif ini pada tahun pertama, namun dalam jangka panjang akan menyesuaikan produksi atau bahkan menghentikan impor model-model dengan volume rendah ke pasar AS.
“Melihat rendahnya proporsi produksi lokal produsen mobil Korea Selatan di AS, industri kami berada pada posisi yang relatif tidak menguntungkan,” kata pemerintah dalam pernyataan resmi.
Pemerintah memperkirakan dampak signifikan terhadap produsen mobil dan suku cadang Korea Selatan, meski saat ini masih sulit untuk memberikan estimasi angka kerugian yang pasti.
Untuk mencegah potensi masalah likuiditas, pemerintah Korea Selatan akan meningkatkan dukungan pembiayaan kebijakan untuk produsen mobil dari yang sebelumnya direncanakan sebesar 13 triliun won menjadi 15 triliun won ($10,18 miliar) pada 2025.
Selain itu, pemerintah akan menurunkan pajak pembelian mobil dari 5 persen menjadi 3,5 persen hingga Juni 2025.
Tidak hanya itu, subsidi kendaraan listrik (EV) juga akan ditingkatkan dari 20 persen–40 persen menjadi 30 persen–80 persen dalam bentuk potongan harga, dengan masa berlaku diperpanjang hingga akhir tahun ini.