Dengan desain tersebut, sirkulasi pembuangan air pada bagian bawah ban menjadi lebih efisien.
Seperti yang Anda ketahui, genangan air di jalanan bisa menyebabkan ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan mobil sulit dikendalikan atau yang biasa disebut dengan aquaplaning.
BACA JUGA:Tips Cek Kaki-kaki Mobil, Biar Gak Nyesel Kalau Beli Kendaraan Bekas
Namun risiko aquaplaning bisa diatasi dengan pemilihan ban basah karena bisa memecah genangan air dan menjaga cengkraman ban terhadap permukaan jalan.
Sedangkan ban biasa atau kering biasanya memiliki pola alur ban yang lebih sedikit untuk mendapatkan traksi lebih baik pada jalanan kering atau aspal. Penggunaan alur ban ini pada kondisi jalanan basah bisa menyebabkan roda mobil slip.
2. Campuran Karet
Perbedaan berikutnya terletak pada campuran karet ban. Ban mobil basah memiliki campuran karet yang lebih lunak dibandingkan dengan ban kering.
BACA JUGA:Tips Sederhana Tetap Aman Berkendara Mobil Listrik buat Pemula, Wajib Baca!
Rancangan tersebut memiliki fungsi supaya ban memiliki daya cengkram yang lebih baik pada jalanan basah.
Risiko ban slip saat Anda bermanuver atau melewati tikungan bisa dihindari. Sedangkan ban biasa memiliki campuran karet yang lebih kaku supaya tahan lama dan tidak mudah aus saat melewati berbagai kondisi jalan.
3. Traksi Ban
Ban basah dirancang sedemikian rupa supaya bisa menghasilkan traksi ban yang maksimal. Oleh sebab itulah mengapa ban basah memiliki alur tapak lebih banyak, lebih dalam dan pola blok kecil untuk memaksimalkan traksi atau kontak ban dengan jalanan basah.
BACA JUGA:7 Tips Beli Mobil SUV, yang Terakhir Paling Penting, Kalau Gak Punya Bisa Gak Jadi Beli
Sedangkan ban biasa dirancang dengan alur tapak yang lebih dangkal dan lebih sedikit pola alur karena ban biasa tidak dirancang memiliki traksi optimal saat melewati jalanan basah.
4. Kemampuan Evakuasi Air