BI Sumsel Paparkan Kinerja Pengendalian Inflasi Terendah Kedua di Sumatera hingga Oktober 2024

Senin 02-12-2024,14:34 WIB
Reporter : adminradarplg
Editor : adminradarplg

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel) melaporkan perkembangan inflasi provinsi Sumatera Selatan sepanjang tahun 2024 relatif terkendali dalam level yang rendah.

Hal tersebut diungkapkan Deputy Direktur BI Sumsel, M Latif, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, dengan tema Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional, Jumat 29 November 2024 malam.

Dari sisi perkembangan harga, secara tahunan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan Oktober 2024 tetap terkendali sebesar 1,09 persen (yoy).

“Rilis terkini inflasi Sumsel tercatat sebesar 1,09 persen (yoy), di bawah nasional yang sebesar 1,71 persen (yoy),”kata dia.

BACA JUGA:BI Sumsel Optimis Ekonomi Tumbuh 5,6 Persen hingga Akhir Tahun 2024

BACA JUGA:Hingga Besok Minggu 27 Oktober, BI Sumsel Kembali Gelar Semarak UMKM SERU Sriwijaya Tahun 2024

Posisi tersebut, menempatkan Sumsel menjadi provinsi dengan tingkat inflasi tahunan terendah kedua di regional Sumatera.

“IHK tersebut menempatkan Sumatera Selatan menjadi provinsi dengan tingkat inflasi tahunan terendah kedua di regional Sumatera,”jelas dia.

Bila dilihat dari komoditas penyumbang inflasii secara triwulanan dalam 3 triwulan terakhir, kami mencermati terdapat 3 komoditas yang dominan.

“Pertama, beras dengan andil 0,56 persen (yoy), diikuti emas perhiasan dengan andil (0,4 persen yoy) dan cabai merah dengan andil (0,34 persen yoy),”ungkap M Latif.

BACA JUGA:Pengusaha Wajib Tahu, Gubernur BI Perry Warjiyo Paparkan 5 Ciri Ketidakpastian Ekonomi Dunia

BACA JUGA:Gubernur BI Perry Warjiyo Berbicara Efek Donald Trump Usai Dilantik Jadi Presiden AS 25 Januari 2025

Berdasarkan data sumsel.bps.go.id, pada Oktober 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,87.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 1,44 persen dengan IHK sebesar 107,05 dan terendah terjadi di Kota Lubuk Linggau sebesar 0,89 persen dengan IHK sebesar 104,61

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar  0,20  persen;  kelompok  perumahan,  air,  listrik,  dan  bahan  bakar  rumah tangga sebesar 0,70 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,71 persen.

Tags :
Kategori :

Terkait