Dari kalangan akademisi Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwidjaja, A Muslim serta perwakilan kepala dinas pertanian kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara itu, lebih lanjut Tri Wahyudi mengatakan bahwa Pupuk Indonesia mempunyai teknologi memformulasikan pupuk NPK sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan tanaman memiliki NPK khusus tanaman singkong, yaitu NPK 17-6-25.
Pupuk ini memiliki kandungan Nitrogen 17 persen, Phosphatase 6 persen, dan KCL 25 persen.
Berdasarkan hasil uji coba di sejumlah daerah, khususnya di Sumatera pengaplikasian pupuk ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman singkong.
Rata-rata hasil panen petani singkong pada saat pengaplikasian pupuk tersebut sebesar 45 ton per hektare, dari rata-rata panen sebelumnya 27 hingga 28 ton per hektare.
“Petani singkong yang sebelumnya mendapatkan pupuk bersubsidi bisa terobati dengan kehadiran NPK singkong,”ungkap dia.
Persoalannya apakah pupuk ini bisa masuk ke dalam skema subsidi, ini yang harus kita diskusikan dalam FGD.
BACA JUGA:Terkini Soal Stok Pupuk di Sumsel, Pusri Pastikan di Atas Ketentuan, Cek Data per 5 Februari 2024
“Pastinya pupuk ini dapat digunakan oleh petani dalam pemupukan secara efisien dan berimbang sehingga dapat meningkatkan produktivitas singkong,” ujar Tri Wahyudi.
Adapun bukti lain dari perhatian Pupuk Indonesia terhadap komoditas singkong, tambahnya, pihaknya telah melakukan demonstration plot (demplot) di lahan bekas tambang timah yang ada di Bangka Belitung.
Lahan bekas tambang tersebut dikembalikan kesuburannya dengan menggunakan produk Pupuk Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk budidaya singkong. Kawalan budidaya tersebut juga menggunakan NPK singkong.
Pupuk Indonesia juga membuat Kampung Singkong di Lampung Tengah, tepatnya di Desa Sriwijaya Mataram, Kec. Bandar Mataram.
BACA JUGA:Pusri Pastikan Stok Pupuk per 15 Januari Aman dan Distribusi Lancar