PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID – Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan (BI Sumsel) melihat penurunan sejumlah harga komoditas utama yang selama ini penyumbang inflasi menjadi sebab terjadinya deflasi di Agustus 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Agustus 2024 mengalami deflasi sebesar 0,19 persen (mtm).
Angka deflasi di Agustus 2024 lalu lebih tinggi rendah dibandingkan deflasi pada bulan Juli 2024 yang sebesar 0,29 persen (mtm).
Secara tahunan, realisasi inflasi Sumsel tercatat menurun menjadi sebesar 1,8 persen (yoy) dari bulan sebelumnya (1,87 persen yoy).
BACA JUGA:Digital Kito Galo 2024, BI Sumsel Resmikan Beli Tiket LRT Sumatera Selatan Bisa Pakai QRIS
Perkembangan tersebut juga sejalan dengan inflasi nasional yang tercatat melandai menjadi sebesar 2,12 persen (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya (2,13 persen yoy).
“5 komoditas utama penyumbang deflasi pada bulan ini adalah bawang merah, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras, dan cabai rawit,”kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Ricky P Gozali, Senin 2 September 2024 sore.
Kelima komoditas tersebut, sambung dia, dengan andil pada masing-masing komoditas adalah sebesar -0,13 persen, -0,09 persen, -0,05 persen, -0,03 persen, -0,02 persen secara berturut-turut, berdasarkan data BPS Sumsel.
“Penurunan harga bawang merah dan jeruk disebabkan oleh melimpahnya pasokan sejalan dengan masuknya musim panen di daerah sentra yang juga didukung dengan cuaca yang kondusif,”ungkap dia.
Sementara itu, BI Sumsel juga melihat ada peranan dari penurunan harga daging dan telur ayam ras masih terus berlanjut sejalan dengan penurunan harga jagung dan Day Old Chick (DOC).
“Lebih lanjut, penurunan harga cabai rawit didukung oleh surplus neraca pangan secara nasional,”ungkap dia.
Inflasi Provinsi Sumatera Selatan yang terkendali tidak terlepas darimerupakan upaya dan peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel.