MUARA ENIM, RADARPALEMBANG.COM - Hampir 1 hektare lahan dan 100 batang karet muda tercemar oleh minyak mentah di Desa Lubuk Raman, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.
Peristiwa yang membuat warga tak bisa pergi ke lahan ini terjadi pada Selasa 16 Juli 2024, sekitar pukul 11.00 WIB.
Diduga pipa penyaluran minyak mentah milik PT Pertamina Asset 2 Limau Field mengalami kebocoran dan mencemari kebun karet milik warga ini.
Kebocoran pipa penyaluran produksi minyak mentah dari lapangan pengeboran itu, diduga mencemari 3 kebun karet milik warga atas nama Isdrin, Akmel dan Wancik.
BACA JUGA:Gas Bumi Beyond Pipeline CNG Subholding Gas Pertamina Mengalir di Balikpapan
Akibat kejadian itu diperkirakan hampir 1 hektare di areal terdampak tanam tumbuh berupa karet menghitam dan tertutup minyak mentah.
Aliran minyak mentah juga menggenangi area jalan produksi milik Pertamina dan masuk ke kebun milik warga. Atas kejadian ini, pihak Pertamina Asset 2 Field Limau juga sudah menurunkan tim pembersih limbah ke lokasi.
Salah satu warga Isdrin, dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, minyak mentah yang tumpah diduga telah menggenangi kebun miliknya dan bahkan menutupi batang karet miliknya yang diperkirakan sebanyak 100 batang karet muda dan 2 warga lainnya sehingga dirinya khawatir batang karet yang siap berproduksi itu akan mati.
"Ada warga yang memberi tau saya, katanya kena kebun saya. Kalau tanaman belum tahu berapa jumlahnya namun diperkirakan area terdampak 1 hektare dan posisi kebocoran tepat di tengah-tengah batas kebun. Ada 3 kebun warga yang terdampak pipa bocor ini," ungkapnya.
BACA JUGA:Pertamina Klaim Bisa Produksi B100, Asal Harganya Segini
Dikatakan dia, selain meminta ganti rugi atas dampak kebocoran pipa, dirinya meminta agar pihak Pertamina dapat mengkaji ulang penyaluran minyak mentah melalui pipa produksi yang diperkirakan sudah berumur dan sudah lama tidak ada perawatan dan pergantian pipa.
"Harapan kita diperhatikan, bukan cuma ganti rugi saja. Tapi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Pipanya diduga sudah tua dan tidak ada perawatan dan pergantian pipa," jelasnya.
Ditambahkannya, untuk proses ganti rugi dirinya juga meminta pihak Pertamina mempertimbangkan lebih bijak atas tanam tumbuh yang terdampak.
"Biasanya karet yang kena tumpahan minyak akan mati perlahan, dan bagi karet yang masih hidup akan berkurang produksinya atau kata lain tidak maksimal lagi," tukasnya.
BACA JUGA:Pertamina Gas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera Jawa