Pasalnya Pertamina gerah produknya dipalsukan, karena bukan saja berdampak buruk terhadap kendaraan konsumen, melainkan juga dapat mempengaruhi brand mereka.
Soalnya gak semua orang menyadari kalau oli yang dibelinya bukan produk asli, melainkan tiruan atau palsu yang dikemas mirip produk asli.
Sehingga tak sedikit yang kemudian menyalahkan kualitas oli tersebut tidak baik.
“Pernah kejadian ada kasus pemakaian kendaraan belum mencapai 1.000 km, mesinnya jebol gara-gara pakai oli palsu,” tutur Nurudin, Manager Quality Assurance PT Pertamina Lubricants.
BACA JUGA:5 Tips Jitu Pilih Mobil Baru di Pameran Otomotif, Ikuti Panduan Berikut Ini
Saat mesin dibongkar, lanjut Nurudin, di dalamnya penuh dengan jelaga hitam dan mengental kayak gel (sludge). Dan waktu ia mengambil sampelnya lalu diteliti.
“Ternyata oli tersebut sama sekali tidak ada kandungan aditifinya. Tentunya oli seperti ini sangat berbahaya digunakan pada mesin,,” papar Nurudin.
“Karena tidak ada kemampuan sama sekali dalam melindungi mesin,” tukasnya lagi.
Sebab kemampuan sebuah oli dalam melindungi mesin, kata Nurudin bukan hanya terletak pada base oil yang dipakai.
Yang paling menentukan adalah aditifnya, karena fungsinya ada yang untuk meminimalkan friksi, meredam dan melepas panas, mencegah cepat terjadinya oksidasi, dan masih banyak lagi.
Ia pun lantas menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dan selektif dalam memilih oli di pasaran
Saat beli oli, kenali terlebih dulu ciri-ciri oli tersebut apakah merupakan produk asli atau bukan.
“Kalau oli Pertamina ada beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali,” sebutnya.
BACA JUGA:Bukan Cuma Jimny Pikap, Suzuki Bakal Segera Luncurkan Jimny Hybrid dan Listrik
Pertama, pada pinggiran tutup kemasan oli sebelah bawah, terdapat kode angka yang dicetak secara emboss.