Apabila sering melakukan rutinitas yang monoton atau kurangnya variasi dalam kegiatan sehari-hari dapat mengurangi stimulasi otak yang diberguna untuk menjaga kesehatan kognitif.
Aktivitas otak seperti memori, pemecahan masalah, dan empati dapat meningkat jika selalu dilakukannya aktivitas sosial.
Karena seseorang yang terlibat dalam kegiatan sosial cenderung memiliki jaringan dukungan yang lebih baik, yang dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya secara keseluruhan.
5. Kondisi medis lainnya
Beberapa kondisi medis seperti depresi, gangguan tidur, dan defisiensi vitamin B12 juga menjadi penyebab terjadinya masalah kognitif.
Jika seseorang mengalami Depresi maka akan memengaruhi kesehatan kognitif dan dapat menyebabkan masalah konsentrasi dan daya ingat.
Pada beberapa kasus, depresi yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko demensia.
BACA JUGA:Waspadai 8 Penyebab Keguguran yang Paling Sering Terjadi, Kenali Ciri-cirinya
Depresi juga mempengaruhi struktur otak dan proses kimia yang terlibat dalam transmisi sinyal saraf.
Kemudian demensia juga dapat terjadi pada orang yang sering mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea.
Karena jika orang tersebut dapat tidur yang berkualitas maka akan berguna untuk konsolidasi memori dan pemulihan otaknya.
Dan demensia dapat terjadi juga pada orang yang mengalami gangguan penyerapan vitamin B12, seperti kasus anemia pernisiosa atau masalah pencernaan tertentu yang akan dapat membuat seseorang mengalami defisiensi vitamin B12 yang dapat memengaruhi kesehatan otak.
6. Ketidakseimbangan hormonal
Penyebab yang terakhir ialah Perubahan hormonal atau Ketidakseimbangan hormonal yang akan mempengaruhi kesehatan otak.
BACA JUGA:5 Dampak Buruk Bermain Smartphone Bagi Kesehatan Anak, Jangan Anggap Remeh Jadi Penyebab Kanker Otak