BACA JUGA:TITD Sin Sen Tau Gelar Perayaan Kue Bulan
Bahkan diceritakan, sejak Dinasti Tang, penghormatan kepada bulan ini pun sudah ada. Hampir seluruh lapisan masyarakat, baik itu saudagar kaya raya, pejabat, pedagang, warga biasa, larut dalam kegembiraan dalam perayaan Festival Kue Bulan ini.
Bulan purnama yang mendatangkan kemakmuran dengan hasil panen yang melimpah, membuat masyarakat bersuka ria.
Mereka mengadakan makan malam bersama seraya mengagumi cahaya bulan purnama. Musik dan lagu dimainkan, sehingga suasana terasa sangat menyenangkan.
Selain itu, ada juga yang melakukan ritual sembahyang dan berdoa, sebagai tanda syukur atas hasil panen yang melimpah.
3. Kisah Pemberontakan dengan Kue Bulan
Kisah lain menyebutkan bahwa sejak 650 tahun yang lalu makan kue bulan adalah hal utama saat perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di masyarakat Tionghoa.
Pada Dinasti Yuan (1271-1368) makan kue bulan sudah menjadi tradisi. Pada era ini dinasti berada di bawah pemerintahan Raja Mongolia.
BACA JUGA:Tradisi Tionghoa ketika Sembahyang Bulan Hantu, Persiapkan 3 Jenis Daging Ini sebagai Lambang Syukur
Nah, Bangsa Han yang tidak senang dengan pemerintahan Raja Mongolia, menyusun siasat untuk melakukan pemberontakan. Hal ini terjadi di saat Dinasti Yuan mulai berakhir.
Namun, karena Bangsa Han ini tersebar di berbagai penjuru daerah, menjadi masalah dalam rencana pemberontakan tersebut.
Bang Han berpikir keras agar rencana pemberontakannya bisa tersebar tanpa diketahui oleh Bangsa Mongolia.
BACA JUGA:10 Pantangan Selama Bulan Hantu yang Wajib Kamu Tau, Nomor 1 Sering Dilakukan Remaja
Adalah Liu Bowe, seorang penasihat militer yang berasal dari tentara Bangsa Han. Ia memudian memberi ide untuk menyebarkan rencana pemberotakan dengan menggunakan kue bulan.
Lalu, ditulislah pesan berantai dengan kertas yang diselipkan ke dalam kue bulan. Isi pesan itu adalah pemberontakan di malam Festival Pertengahan Musim Gugur.