PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang istimewa dalam Islam.
Pada bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal salih.
Pada bulan ini, ada hari-hari tertentu yang dimuliakan dalam Islam, seperti 10 Muharram. Salah satu amal salih yang dianjurkan pada 10 Muharram yakni berpuasa.
Rasulullah SAW menjalankan puasa sunnah pada 10 Muharram sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas peristiwa penting bagi para nabi dan rasul terdahulu. Puasa ini disebut dengan puasa Asyura.
BACA JUGA:Mengenal Budaya dan Tradisi Malam 1 Suro, Ini Perbedaannya dengan 1 Muharram
Apa itu puasa Asyura? Adalah salah satu puasa sunnah yang dapat dikerjakan pada bulan Muharram.
Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa puasa Asyura termasuk puasa yang sangat dianjurkan karena merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Jika hukum puasa Ramadhan bersifat wajib, maka puasa Muharram hukumnya sunnah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
BACA JUGA:Semarak Gebyar Muharram 1445 H dengan Santuni Yatim, Salawat, hingga Pentas Seni Islam
Merujuk 1 Muharram yang jatuh pada 19 Juli 2023, maka puasa Asyura yang dilaksanakan setiap 10 Muharram maka akan bertepatan dengan Jumat, 28 Juli 2023.
Adapun niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan. Niat puasa Muharram dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat).
Dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, h. 223).
BACA JUGA:Puasa Muharram Itu Berapa Hari? Ini Jadwal dan Bacaan Niatnya
Pada 10 Muharam terjadi peristiwa penting.
Di tanggal ini Nabi Adam a.s. diciptakan, Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan, Nabi Ayyub a.s. disembuhkan dari penyakitnya, dan masih banyak lagi peristiwa besar lainnya.
Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari (9 dan 10 Muharam) dengan tujuan membedakan cara umat Yahudi dan Nasrani berpuasa pada waktu yang sama.
Dijelaskan pula oleh Ibnu Abbas RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim, mengenai pertemuan Rasulullah SAW dengan orang Yahudi yang menjalankan puasa Asyura saat berada di Madinah.
BACA JUGA:Cara Membayar Hutang Puasa yang Sudah Tidak Terhitung Lagi Jumlahnya
Rasulullah bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Lantas mereka menjawab demikian.
"'Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah'.
Nabi bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka'. Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga."
Berikut adalah beberapa keutamaan dari puasa Asyura.
1. Menghapus dosa setahun yang lalu
Seperti dalam hadits riwayat Imam Muslim yang menyebutkan, “Nabi SAW ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah. Beliau menjawab, puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.