Sinergi antar subholding Pertamina NRE seperti yang baru dilakukan antara Pertamina dan PGN ini menunjukkan kesungguhan Pertamina untuk mendukung aspirasi net zero emission tahun 2060
"Melalui inisiatif pengembangan energi baru dan terbarukan.
Baik PGN maupun Pertamina NRE memiliki semangat yang tinggi agar dari kerja sama ini komitmen kedua pihak menjadi aksi nyata," ungkap Dannif.
BACA JUGA:Pertagas Pastikan Distribusi Minyak Mentah di Sumsel dalam Kondisi Aman
PGN dan PPI juga menggiatkan kerja sama strategis, teknis dan komersial untuk pengembangan dan pemanfaatan proyek.
Salah satu proyek yang akan dikembangkan yakni biomethane, memiliki prospek yang positif di masa depan.
Biomethane berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair minyak kelapa sawit.
Biomethane termasuk sebagai energi dengan bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan, sehingga dapat diolah dan dimanfaatkan dalam jangka panjang.
BACA JUGA:Pertagas Bukukan Laba Bersih USD 164,7 Juta Sepanjang Tahun 2022
Diperkirakan, BioMethane yang dapat dikelola PGN bisa mencapai 15 MMSCFD yang bisa melayani kebutuhan sekitar 60 industri di Kawasan Industri.
"Menurut kami, energi baru terbarukan seperti biomethane, amonia, dan hidrogen pun menarik dalam jangka panjang ke depan.
Banyak pihak yang mempertimbangkan investasi bersih berbasis green energy. Investor akan mendapatkan Kredit Karbon karena pengurangan emisi gas rumah kaca.
Ini juga bagian dari kerjasama dengan PPI terkait kredit karbon," kata Arief.
BACA JUGA:PGN Subholding Gas Pertamina Catat Laba Bersih USD 86 Juta Triwulan I Tahun 2023
Di samping itu, kata Arief, PGN tetap memegang komitmen untuk mewujudkan kemandirian energi dalam negeri melalui penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas.
Khususnya pada masa transisi energi menuju NZE. Rencana strategis tetap berjalan untuk menciptakan nilai tambah dan meningkatkan utilisasi gas bumi.