PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Musi saat ini masih mengurangi produksi air bersih.
Pengurangan produksi air bersih oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Musi dikarenakan keruhnya air di Sungai Musi.
Meski demikian, pengurangan produksi air bersih dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Musi sifatnya fluktuatif atau tidak tetap.
Kebijakan pengurangan produksi air bersih yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi kekeruhan Sungai Musi.
Adapun Standar tingkat kekeruhan (turbidity) Sungai Musi yang jadi bahan baku PDAM Tirta Musi pada Rabu 15 Maret 2023 mencapai 1.300 NTU.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan turbidity, sehari sebelumnya atau pada Selasa 14 Maret 2023 di Intake Karang Anyar yang mencapai 4.075 NTU.
Dimana, turbidity di Intake Karang Anyar pada normalnya 65-95 NTU, dan di Intake 1 Ilir mencapai 2.130 NTU sedangkan normalnya 75-110 NTU.
Direktur Operasional Perumda Tirta Musi, Cik Mit, Rabu 15 Maret 2023 mengatakan biasanya turbidity 150-200 NTU, itu pun jika turun hujan.
BACA JUGA:Sebulan Harus Rogoh Kocek Rp 400 Ribu, Warga Perumahan Bumi Indah Lestari Berharap Dialiri Air PDAM
"Karena tingkat kekeruhan ini fluktuatif maka pengurangan debit air juga fleksibel," kata Cik Mit.
Dengan kondisi Sungai Musi sedang keruh dan melihat kondisi turbidity saat ini, setidaknya akan ada lima Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikurangi produksi air bersihnya.
1. IPA Polygon 2 yang memiliki kapasitas produksi air bersih 150 liter per detik mengurangi pengurangan 9 liter per detik sampai 15 liter per detik.
2. IPA Rambutan yang memiliki kapasitas produksi air bersih 1050 liter per detik mengalami pengurangan 55 liter per detik sampai 65 liter per detik.
BACA JUGA:2 Bulan Lagi Tarif PDAM Bakal Naik, Cek Berapa Kenaikannya