RADAR PALEMBANG - Anggota DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli menilai kebijakan memperlakukan beli minyak goreng curah dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, akan memberatkan masyarakat.
"Tidak akan produktif kebijakan seperti ini,karena bakal memberatkan masyarakat menengah ke bawah,"kata Syaiful Padli kepada Awak Radar Palembang, Kamis (30/7).
Dikatakan Syaiful, di tengah masyarakat masih banyak masyarakat yang belum memiliki smartphone, palagi harus membeli migor curah dengan aplikasi.
Menurut Syaiful, harusnya pemerintah melakukan evaluasi sehingga migor tidak langka dan tidak mahal yaitu melakukan distribusi tepat sasaran.
"Selama ini distribusi tidak berjalan dengan baik, begitu juga produksi dari perusahaan, sehingga ini yang menyebabkan migor langka dan mahal,"ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya menolak dengan tegas kebijakan tersebut karena belum dirasakan perlu dan diterapkan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Panjaitan ingin agar selama dua minggu masa sosialisasi dan transisi ini dijalankan, masyarakat mulai mencoba sistem baru ini.
“Ini merupakan upaya bersama dari K/L terkait untuk mengurai masalah terkait minyak goreng. Pada tahap awal tentu akan membutuhkan penyesuaian, tapi saya yakin masyarakat pasti bisa cepat beradaptasi dengan sistem baru ini, karena tujuannya adalah untuk kebaikan bersama,” kata Luhut dalam keterangannya.
Dia menyatakan perubahan sistem dilakukan untuk membuat tata kelola distribusi MGCR menjadi lebih akuntabel dan bisa terpantau mulai dari produsen hingga konsumen.
"Sosialisasi dan masa transisi ini telah kita mulai dari hari ini dan seterusnya selama dua minggu ke depan. Nantinya setelah masa sosialisasi dan transisi selama dua minggu selesai, barulah seluruh penjualan dan pembelian MGCR akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi,”tuturnya.zar)