BI Sumsel Paparkan Kinerja Pengendalian Inflasi Terendah Kedua di Sumatera hingga Oktober 2024

BI Sumsel Paparkan Kinerja Pengendalian Inflasi Terendah Kedua di Sumatera hingga Oktober 2024

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, dengan tema Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional, Jumat 29 November 2024 malam.-Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumsel -

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar  0,20  persen;  kelompok  perumahan,  air,  listrik,  dan  bahan  bakar  rumah tangga sebesar 0,70 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,71 persen.

Lalu, masih ada kelompok transportasi sebesar 1,13 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,05  persen;  kelompok  pendidikan  sebesar  1,82 persen;  kelompok  penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,40 persen; dan kelompok perawatan pribadi  dan  jasa lainnya  sebesar  8,51  persen.  

BACA JUGA:Deputi Gubernur BI Ajak Walikota Sinergi Kendalikan Infasi dan Dorong Ekonomi

BACA JUGA:Perry Warjiyo Resmi Dilantik Kembali Jadi Gubernur BI Periode 2023-2028

Sementara  kelompok  pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,39  persen;  kelompok  perlengkapan,  peralatan  dan pemeliharaan  rutin  rumah tangga sebesar 0,54 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen.

“Melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mengendalikan inflasi daerah terutama inflasi komoditas pangan bergejolak (volatile food), inflasi Sumsel tahun 2025 diperkirakan dapat berada pada kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen (yoy),”ujar dia.

Sumber: