Mawardi Yahya dan Eddy Santana Kompak Kritik Program Rumah Tahfiz Herman Deru

Mawardi Yahya dan Eddy Santana Kompak Kritik Program Rumah Tahfiz Herman Deru

Calon Gubernur Mawardi Yahya dan Eddy Santana Putra kompak mengkritik program 'Satu Desa Satu Rumah Tahfiz' dari Herman Deru--antaranews.com

Dia menyebut, pintu masuk harus diperketat untuk antisipasi peredarannya di wilayah Sumsel. Apalagi Sumsel adalah wilayah perlintasan sehingga wilayah ini berpotensi menjadi pemasaran narkoba.

"Kita harua kerja komprehensif, tak bisa sepihak mengatasinya. Sumsel merupakan jalur perlaluan Sumatera-Jawa, semuanya melalui Sumsel. Jadi daerah ini berpotensi dalam pemasaran narkoba," katanya.

BACA JUGA:Adik Herman Deru Jadi Salah Satu Pejabat yang Dirotasi Jelang Pilkada Sumsel 2024

BACA JUGA:Bawaslu Muba: Dugaan Politik Uang Lucianty Tak Penuhi Unsur

Jawaban dari Cagub Herman Deru tersebut pun ditanggapi oleh Cagub nomor urut 2 Eddy Santana. Eddy mengatakan seharusnya dengan program keberadaan Rumah Tahfiz tersebut dapat membuat Sumsel tak masuk dalam peringkat dua nasional.

"Seharusnya adanya program Rumah Tahfiz membuat Sumsel tak masuk dalam urutan terjelek, tetapi urutan terbaik," katanya.

Mawardi Yahya ikut mengkritik program Rumah Tahfiz. Menurutnya, tak ada insentif yang diberikan Pemprov Sumsel kepada ustaz/ustazah di program milik Herman Deru tersebut. Termasuk dalam hal pembangunannya.

Dia juga mendapat informasi dari Biro Kesra Setda Sumsel yang mengeluhkan program tersebut saat dirinya mendampingi Herman Deru sebagai Wagub Sumsel.

"Justru wagub dapat keluhan dari kesra karena banyak ustaz/ustazah dan ulama datang ke saya. Selama zaman Alex Noerdin bantuan gubernur ke Ponpes, tidak diberikan ke Ponpes selama lima tahun (era Herman Deru-Mawardi Yahya)," tukasnya.

 

Sumber: