RASULULLAH DAN SEPULUH MALAM TERAKHIR RAMADHAN
Ustadz Zakiudin Kepala SDIT Alfurqon--
Oleh: Ustadz Zakiudin Kepala SDIT Alfurqon
Alhamdulillah, alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin, Assholatu wassalamu ‘alaa Asyrofil Anbiyai wal mursalin wa’alaa ‘aalihi wasohbihi Ajma’iin. Amma Ba’du
Kaum muslimin, pembaca yang budiman Rahimallah.
Ada tiga indikator orang yang bertaqwa selama bulan Ramadhan. Yang pertama semakin meningkatnya kualitas keiimanannya kepada Allah. Yang kedua semakin meningkatnya kualitas ibadahnya kepada Allah dan yang ketiga lisannya senantiasa membaca ayat-ayat Allah (Al Qur’an).
Rasulullah SAW pernah mengeluhkan umatnya kepada Allah SWT yang lalai akan Al Qur’an, sebagaimana yang terkandung dalam QS Al Furqon ayat 30 :
30. berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang diacuhkan".
Rasulullah SAW sangat mengkhawatirkan ummatnya yang semakin jauh dan lalai terhadapa Al Qur’an.
Padahal setiap yang berkaitan dengan Al Qur’an akan Allah SWt muliakan. Dari dua belas bulan ada satu bulan yang di dalamnya Allah turunkan Al Qur’an maka bulan itu menjadi mulia yaitu Ramadhan.
Kemudian ada sekian banyak malam tapi ada satu malam yang di dalamnya Allah turunkan Al Qur’an, maka malam itu menjadi mulia yaitu Lailatul Qadar. Kemudian Al Qur’an di bawa oleh malaikat dari Allah ke nabi Muhammad SAW maka malaikat tersebut menjadi mulia dan pemimpin daripada seluruh malaikat.
Al Qur’an yang mulia tersebut kemudian menjadi mukjizat kepada seorang manusia penutup para nabi, maka manusia itu menjadi mulia kekasih Allah yaitu nabi Muhammad SAW. Apakah kemulian itu hanya sampai kepada nabi Muhammad saja? Jawabannya tidak.
Umat nabi Muhammad SAW pun yang mendekatkan dirinya, membaca serta mengamalkan Al Qur’an pun akan mendapatkan kemuliaan, Allah akan berikan ketenangan hidupnya serta diberikan kecukupan akan rezekinya.
Selama di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada kita bahwa selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan beliau semakin meningkatkan kualitas
dan kuantitas ibadahnya kepada Allah SWT. Padahal Allah SWT sudah menjamin beliau akan masuk syurga. Sedangkan kita manusia yang selalu penuh noda dan dosa ini belum ada jaminan apapun.
Oleh karena itu sepuluh hari ke tiga di bulan ramadhan Rasulullah memberikan contoh kepada kita, beliau semakin mengencangkan ikat pinggangnya, menambah kuantitas dan kualitas beribadah kepada Allah SWT.
Sumber: