Sambut Imlek 2574 , Kelenteng Marga Theng Gelar Ritual Antar Dewa Dapur

Sambut Imlek 2574 , Kelenteng Marga Theng Gelar Ritual Antar Dewa Dapur

Ketua Walubi Sumsel Tjik Harun SE SH MH didampingi ketua Kelenteng marga Theng Haiti dan pengurus lain saat diwawancarai usai melakukan ritual antar dewa rapur ke langit. Poto asif ardiansyah radar palembang--

 

 

PALEMBANG, RADAR PALEMBANG, Menyambut tahun baru Imlek 2574 BE, Kelenteng  Liong Toh Kiong  marga Theng  yang terletak di  Jalan Dr  M Isa. Lorong Cinta Damai  menggelar ritual mengantar dewa Dapur ke langit Sabtu, 14 Januari 2023.
Hadir dalam ritual tersebut ketua Walubi Sumsel Tjik Harun SE SH MH, Sekretaris PTITD Komda Sumsel Hengky Saputra, ketua Kelenteng marga Theng Haiti, wakilnya Tukino dan para pengurus kelenteng lainnya.
Ketua Walubi Sumsel Tjik Harun SE SH MH didampingi ketua kelenteng marga Theng Haiti mengatakan,berdasarkan kepercayaan warga Tionghoa, para Dewa-dewi yang dipimpin oleh Dewa Dapur akan berangkat ke Surga setiap bulan 12 tanggal 24 penanggalan Imlek atau tanggal 15 Januari 2023/ 2574.

BACA JUGA https://radarpalembang.disway.id/read/637215/rayakan-hut-ke-20-tahun-klinik-bhojanggha-gelar-baksos-donor-darah

 

Para Dewa-dewi terutama dewa dapur yang ditugaskan di alam manusia tersebut akan melaporkan segala perbuatan manusia kepada Kaisar Langit. Berdasarkan laporan tersebut, Kaisar Langit kemudian akan menentukan keberuntungan manusia-manusia di bumi ini pada tahun selanjutnya.

 

 

“Oleh karena itu, ritual atau sembahyang pengantaran Dewa ini merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa sebelum menyambut Tahun Baru Imlek,’ujarnya..

 

BACA JUGA

https://radarpalembang.disway.id/read/637212/peduli-sesama-paguyuban-guang-zhao-sumsel-bagikan-paket-imlek

 

Pada umumnya, sambung Harun, sembahyang atau ritual pengantaran Dewa Dapur pada bulan 12 tanggal 24 ini dilakukan pada dini hari. Setelah dewa dapur berangkat ke alam Surga, bukan berarti tidak ada dewa yang memantau perbuatan manusia.

 

 

“Karena saat Dewa Dapur berada di Surga, masih ada dewa-dewa penggantinya yang akan melaksanakan tugas dewa dapur tersebut hingga Dewa Dapur kembali ke alam manusia,”katanya.

 

Harun menjelaskan ada istilah yang mengatakan “Mengantar Dewa pada pagi hari, Menjemput Dewa pada malam hari”. Oleh karena itu, biasanya masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang pengantaran Dewa pada dini hari sebelum mereka tidur.

 

 

“Tujuannya adalah agar Dewa Dapur cepat tiba di Surga sehingga mendapatkan tempat yang terbaik untuk memberikan laporan terbaik untuk mereka,”terangnya.

 

 

Selain harus mengantar Dewa dapur pada dini hari, ada juga tradisi yang mengatakan “Angin Mengantarkan Dewa, Hujan Menjemput Dewa”.

 

 

Istilah ini menyatakan harapan bahwa pada waktu pengantaran dewa diharapkan ada angin yang membantu para Dewa berangkat ke Surga, sedangkan pada hari penjemputan Dewa diharapkan ada Hujan yang membantu para Dewa turun ke Alam Manusia. “Hari Penjemputan Dewa Dapur pada umumnya dilakukan di tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek,”terangnya.

 

 

Pada umumnya masyarakat Tionghoa akan mempersembahkan beberapa makanan pada saat pengantaran Dewa Dapur, terutama makanan yang mengandung rasa Manis seperti Permen, Buah-buahan, sup manis dan Kue manis.

 

 

“Selain makanan manis, warga Tionghoa juga mempersembahkan makanan lainnya seperti Daging serta minuman Arak. Dengan adanya makanan yang enak-enak serta mengandung rasa manis ini, diharapkan Dewa Dapur dapat melapor segala sesuatu yang baik saja sedangkan laporan tentang hal-hal dapat diminimalisasikan,”jelasnya.

 

 

 

Sumber: