Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung jalin Kolaborasi dengan PLN UIP Sumbagsel
Laksanakan Kunjungan Kerja, Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung jalin Kolaborasi dengan PLN UIP Sumbagsel--
"Saat ini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sedang meningkat dari berbagai sektor. Ada Pertambangan Timah Smelter sebagai primadona disana, ada juga tambak udang, pariwisata dan perhotelan juga home industri yang sedang berkembang. Untuk itu kami ingin mengetahui kesiapan pasokan listrik dan Pembangunan sistem Kelistrikan oleh PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik untuk wilayah kerja kami," jelas Adet
Muhammad Dahlan Djamaluddin - General Manager PLN UIP Sumbagsel turut menyampaikan terima kasih atas kehadiran Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kantor PLN UIP Sumbagsel. Dahlan juga mengapresiasi atas dukungan langsung yang telah diberikan oleh stakeholder terkait.
"Kami berterima kasih atas kehadiran Bapak Adet beserta Jajaran di kantor kami. Kami juga berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh seluruh Stakeholder terkait, Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Forkopimda, Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung beserta seluruh Tokoh Masyarakat dan seluruh warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah mendukung pembangunan interkoneksi Sumatera Bangka sampai saat ini," ujar Dahlan.
Transmisi Interkoneksi 150 kV Sumatera Bangka dibangun dengan latar belakang pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup besar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dimana dengan beban puncak saat itu sebesar 150 MW, dan saat ini sebesar 191,5 MW.
"Pembangunan Interkoneksi ini dimulai pada Tahun 2019 dengan proses perencanaan, kemudian sosialisasi, perizinan-perizinan, pengadaan lahan beserta ruang bebas, dilanjut dengan kontruksi dan pengoperasian. Interkoneksi ini meliputi pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Gardu Induk Tanjung Api-api / Landing Point Tanjung Carat sepanjang 17 Kilometer, Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) sisi Sumatera Selatan sepanjang 3,9 Kilometer, Saluran Kabel Bawah Laut Sumatera - Bangka Sepanjang 36 Kilometer dan Saluran Udara Tegangan Tinggi Landing Point Muntok / Gardu Induk Muntok sepanjang 9 Kilometer. Bentangan kabel laut 36 Kilometer ini adalah yang terpanjang di Indonesia," sambungnya
Lanjut Dahlan, menyampaikan bahwa Pembangunan proyek ini bermanfaat untuk Meningkatkan kecukupan pasokan dan keandalan kelistrikan sistem Bangka. Dimana Pulau Bangka merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan listrik tertinggi di Indonesia, yaitu 9,54% pada tahun 2021. "Beban Puncak 190,2 Mega Watt dan daya Mampu 191,5 Mega Watt. Pembangunan ini juga mampu menurunkan Biaya Pokok Produksi Listrik Bangka dan pengurangan pemakaian BBM. Dengan beroperasinya sistem Interkoneksi ini dapat memberikan penghematan sebesar Rp 795/kWh setara dengan 1,03 Triliun Rupiah per tahun," sebut Dahlan
Pembangunan ini juga Berkontribusi dalam mewujudkan target Net Zero Emission.
"Dengan beroperasinya sistem Interkoneksi ini, dapat mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar Fosil diantaranya untuk PLTD sebesar 83 MW dan PLTG sebesar 50 MW. Pembangkit tersebut akan dinonaktfikan dan hanya digunakan sebagai backup." terang Dahlan
Sumber: