RKUHP disahkan, Apa Dampaknya Bagi Sektor Pariwisata?
ilustrasi Dampak Dari RKUHP Baru di Sektor Pariwisata --pixabay.com/1644802
PALEMBANG, RADAR PALEMBANG - Setelah masa pandemi Covid-19 sekarang ini para pelaku pariwisata khususnya tentu Indonesia masih berusaha bangkit, bertepatan saat ini pula Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) menjadi Undang-undang, pada selasa tanggal 6 Desember 2022.
KUHP yang baru tersebut dikhawatirkan bisa mengurasi minat turis asing karena dalam salah satu substansinya memidanakan pelaku hubungan seks yang tanpa hubungan pernikahan.
Undang-undang yang di menimbulkan pro dan kontra tersebut yang oleh penolaknya disebut sebagai "bencana" bagi HAM, sebabjuga melarang pasangan belum tanpa hubungan nikah untuk hidup bersama dan juga membatasi kebebasan dalam politik dan agama.
Beberapa aksi protes telah dilakukan pada minggu ini, dan KUHP yang baru disahkan tersebut kemungkinan besar akan digugat ke Mahkamah Konstitusi.
BACA JUGA:RKUHP Disahkan Menjadi UU Oleh DPRD Berlaku 2025
KUHP yang baru disahkan DPR tersebut akan berlaku dalam tiga tahun bagi warga negara Indonesia dan penduduk asing yang menetap di Indonesia serta turis asing.
Berita pengesahan KUHP juga sampai secara luas di Negara Australia, bahkan sejumlah surat kabar menyebutnya "Bali bonk ban" atau "larangan seks di Bali".
Memang perekonomian Indonesia sendiri sangat bergantung dari sektor pariwisata terutama turis dari Australia, merupakan wisatawan dengan jumlah terbanyak sebelum masa pandemi Covid-19.
Terdapat ribuan turis asal Australia yang melancong ke Bali dalam setiap bulan menikmati cuaca hangat Bali, mengkumsumsi bir, dan juga berpesta di pinggir pantai di sepanjang malam.
BACA JUGA:Indonesia Kalahkan Argentina 2-0 di IESF Bali
Dan bagi orang Australia sendiri bahwa dalam menggelar pesta pernikahan di Bali pun sangat diminati.
Dan bahkan ada ribuan pelajar Australia yang menuju Bali di tiap tahun hanya untuk merayakan kelulusan SMAnya.
Anak muda di Australia menganggap perjalanan ke Bali merupakan ritual peralihan meranjak ke usia dewasa.
Adapun beberapa turis lain melancong ke Bali beberapa kali di setiap tahun untuk liburan simple dan terjangkau.
Sumber: msn.com