Pemkab Lumajang Pastikan Tidak ada korban Jiwa Pada Erupsi Gunung Semeru
Pemkab Lajang Pastikan Tidak ada korban Jiwa Pada Erupsi Gunung Semeru--
“Jadi ada di antara mereka, karena melihat awan pekat jadi mereka lari.”
Oleh karena itu, trauma healing menjadi penting dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada para korban.
“Jadi hal-hal yang memberikan rasa aman kepada masyarakat tetap harus dilakukan oleh semua pihak supaya tidak terjadi kepanikan,” pungkasnya.
Ratusan warga di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, masih bertahan di lokasi pengungsian. Per hari ini, sebanyak 2.493 warga mengungsi.
Sebagian dari angka tersebut kembali ke rumahnya untuk menengok hewan peliharaan yang ditinggalkan.
Masa tanggap darurat itu digunakan untuk penanganan para pengungsi. Dalam dua minggu ke depan, bupati bakal membuka akses jalur ke Kecamatan Pronojiwo.
Itu juga sesuai dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang telah menetapkan status Gunung Semeru naik dari siaga (level III) menjadi awas (level IV).
”Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” ungkap Thoriq.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi bagi warga untuk tidak beraktivitas di area 17 KM dari Gunung Semeru.
Wilayah itu mencakup sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Sebab, berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km.
Sumber: berbagai sumber