Fakta Menarik Tentang Pasar Cinde Palembang

Fakta Menarik Tentang Pasar Cinde Palembang

Bagian dalam Pasar Cinde Palembang Sebelum Dilakukan Pembongkaran --

PALEMBANG, RADAR PALEMBANG - Pada mulanya Pasar Cinde PALEMBANG adalah pasar dadakan akibat padatnya perdagangan di pasar 16 ilir PALEMBANG, lambat laun pasar dadakan ini pun menjadi ramai karena makin banyknya barang dagangan yang diperjual belikan.

Pasar Cinde Palembang ini dulu bernama Pasar lingkis hal ini dikarenakan banyaknya pedagang yang berasal dari daerah Lingkis, Ogan Komering Ilir.

Usia pasar Cinde Palembang sendiri sekitar 60 tahunnan dan merupakan salah satu cagar budaya yang ada di kota palembang berdasarkan SK Walikota Nomor 179a/KPTS/DISBUD/2017 tanggal 31 Maret 2017

Tak cuma itu Pasar Cinde Palembang juga terdaftar dalam Objek Registrasi Nasional Cagar Budaya dengan Nomor ID Pendaftaran Objek PO2016063000005 tanggal 30 Juni 2016.

BACA JUGA:Berikut Penyebab Terbakarnya Pasar Cinde Palembang

Penggunaan nama Pasar Cinde sendiri dikarenakan terdapat makam Sultan Abdurahman, pendiri Kesultanan Palembang, Komplek pemakaman inilah yang disebut dengan Candi Welan/Walang.

Dari kata candi ini juga, masyarakat menyebutnya dengan nama Cinde. sehingga disebut dengan pasar Cinde.

Dari sisi arsitektur bangunan Pasar Cinde Palembang memiliki bentuk arsitektur dengan sistem struktur modern dengan kolom seperti jamur tanpa mengawinkan balok yang menopang konstruksi atap dak beton.

Di Indonesia hanya dua kota yang memiliki bangunan yang memiliki bentuk kolom seperti ini yaitu Kota Palembang dan Kota Semarang.

BACA JUGA:Pasar Cinde Palembang Ludes Dilalap Si Jago Merah

Namun sayang bentuk asli Pasar Cinde Palembang kini tidak dapat kita lihat lagi sebab seperti diketahui bangunan utama Pasar Cinde sendiri sebelumnya telah dirobohkan untuk pembangunan proyek pasar modern dan apartemen.

Meski banyak mendapat penolakan, terutama dari masyarakat sejarah yang menginginkan agar Pasar Cinde Palembang dipertahankan sebagai cagar budaya.

Sayangnya, pemerintah daerah kala itu lebih memilih melanjutkan kerjasmaa hingga akhirnya meski sudah berniat mengucurkan anggaran investasi hingga Rp 330 miliar.

Namun pembangunan tersebut mangkrak sejak 4 tahun lalu dan belum ada pembangunan lanjutan hingga terjadi kebakaran yang menghanguskan puluhan kios sementara di pasar tersebut pada Minggu, 27 November 2022.

Sumber: