Terlalu di Manja Subsidi Besar, Bambang Haryo : Pertamina Harus Diaudit

Terlalu di Manja Subsidi Besar, Bambang Haryo : Pertamina Harus Diaudit

--

 

RADAR PALEMBANG,- Pengamat Kebijakan Publik dan Transportasi, Bambang Haryo Soekartono menilai total Subsidi BBM di Indonesia tidak rasional dan diduga cenderung di Manipulasi ketimbang besaran nilai Subsidi di negara tetangga, Malaysia. 

 

Hal itu dikatakan Anggota DPR-RI periode 2014-2019 usai melakukan lawatan ke Malaysia tepatnya di ujung utara Kalimantan di dataran tinggi Kinabalu wilayah pedalaman Sabah yang berjarak lebih dari 3.300 km dari Ibu Kota Negara Kuala Lumpur untuk melihat distribusi bahan bakar yang ada di Malaysia. Saya menemukan bahwa bahan bakar minyak (BBM) di wilayah tersebut sangat berlimpah, dimana pasokan ini didistribusikan oleh 3 perusahaan besar yaitu Petronas, Shell dan Petron.

 

"Saat saya melakukan observasi, terlihat bahwa harga dari bahan bakar tersebut sama persis dengan yang saya lihat bulan lalu di Kuala Lumpur, yaitu sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp. 6.700,- untuk Oktan 95 yang disubsidi di Malaysia, dimana harga ini jauh lebih murah dari pertalite oktan 90 yang disubsidi di Indonesia yaitu sebesar Rp. 10.000,- saat ini. Bahan bakar subsidi di wilayah pedalaman Malaysia tersebut pun sangat mudah didapatkan oleh masyarakat setempat"Kata Bambang Haryo

 

Sementara, kata pemilik sapaan akrab BHS, bahan bakar Diesel (Solar) untuk angkutan logistik di Malaysia juga sangat berkecukupan di wilayah tersebut dan disubsidi. Misalnya; Shell Fuelsave Diesel harganya hanya sebesar 2,15 ringgit atau setara dengan Rp. 7.095,- dan tersedia di semua pompa bensin yang ada di wilayah tersebut. 

 

"Sedangkan di Indonesia, Shell Fuelsave Diesel dijual dengan harga sangat mahal yaitu Rp. 18.140,- . Dan di Indonesia solar bersubsidi campuran minyak sawit 30% (kualitas diesel rendah) harganya Rp. 6.800,- . Namun di Wilayah pedalaman Kalimantan di Indonesia sering kehabisan.  Hal ini diperburuk dengan rakyat yang harus membeli dengan harga sangat mahal, bisa mencapai 2 kali lipat dari harga yang sebenarnya. Hal ini banyak terjadi di wilayah pedalaman kaltim, kalbar, dan kalteng,"tegasnya.

 

Selain mengamati langsung distribusi BBM di Negeri bagian Malaysia, Mantan Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat ini juga membandingkan jumlah total subsidi yang disediakan oleh pemerintah Malaysia di tahun 2022.  Sebagaimana data yang diperoleh, anggaran BBM adalah sebesar 30 milyar ringgit atau setara dengan 99 triliun rupiah. 

 

"Jumlah tersebut untuk mensubsidi  kebutuhan 15.5 juta mobil dan 17.5 juta motor dengan konsumsi BBM Oktan 95 demikian juga Diesel juga disubsidi untuk angkutan logistik dan publik tanpa batasan kuota. Sedangkan di Indonesia, Pemerintah mensubsidi BBM Pertalite dengan Oktan 90 dan Biodiesel berkualitas rendah untuk angkutan publik dan logistik massal sebesar 650 triliun rupiah di tahun 2022 yang disediakan untuk kendaraan  berjumlah 15,6 juta mobil dan 112 juta motor, dengan aturan batasan kuota. Dan bahkan beberapa daerah sulit untuk mendapatkan BBM subsidi di sebagian besar wilayah Indonesia"Ungkap BHS

Sumber: