Ritual Universal, Digelar Sejak Ribuan Tahun

Ritual Universal, Digelar Sejak Ribuan Tahun

Ketua Walubi Sumsel Tjik Harun SE SH MH didampingi Ketua PTITD Komda Sumsel Johny Prima, Ketua Martresia Chandra Husin dan pengurus Tridharma lainnya tengah melakukan ritual kue bulan--

 

 

 

RADAR PALEMBANG, - Merayakan Festival Kue Bulan yang dilaksanakan tanggal 15 bulan kedelapan tahun lunar, seluruh warga Tionghoa secara serentak yang ada di seluruh dunia menggelar ritual dan sembahyang dan perayaan untuk menghormati peristiwa bersejarah ini. Tidak hanya itu saja, sebagai perayaan hari besar yang dilakukan universal ini,

 

Pihaknya juga sudah menggelar ritual sembahyang vegan untuk Tuhan atau Thien. Setelah itu, pada pagi- siang, dilakukan sembahyang untuk semua dewa dan khokun. 

 

" Salah satu hari raya besar yang juga dilaksanakan secara universal seluruh warga Tionghoa di manapun berada di setiap tanggal 15 bulan kedelapan di tahun lunar. Pada saat ini, dirayakan festival kue bulan setiap jatuh bulan purnama. Pada malamnya, kita lebih dulu melakukan sembahyang vegan untuk Tuhan atau Thien. Baru di pagi hingga siang, kita sembahyang untuk para dewa dan khokun," ungkap Ketua Martrisia Komda Sumsel, Chandra Husien yang dibincangi oleh koran ini di Pulau Kemaro, Sabtu (10/9) siang. 

 

Dijelaskan Chandra, dalam perayaan ini, setiap umat yang bersembahyang ini juga menyediakan sesajian baik itu yang vegetarian ataupun sebaliknya. Yang mana, sesajian ini sendiri nanti diperuntukkan untuk Tuhan dan para dewa yang hadir begitupula khokun. Setelah semuanya diberkati, setelah itu baru dibagikan untuk pengurus dan umat yang hadir saat itu. Akan tetapi, dikatakan Chandra khusus Buyut Siti Fatimah pihaknya mempersembahkan daging kambing. 

 

" Semua sesajian yang berisikan buah, daging dan makanan sert kue bulan ini sendiri didoakan dan diberikan kepada Tuhan dan para dewa untuk diberkati. Namun demikian, khusus untuk Buyut Siti Fatimah kita mempersembahkan daging kambing. Setelah semuanya ini diberkati, semuanya tadi akan dibagi ke umat dan pengurus yang hadir saat itu. Diharapkan, dengan berkat yang diberikan ini, akan membawa kebaikan bagi kesehatan, keuangan hingga ke sektor usaha," terangnya. 

 

Dimana dalam sejarahnya terkait dari perayaaan Festival Kue Bulan berawal dari kisah Cinta Panglima Tiang Feng yang jatuh cinta pada Dewi Chang Er atau Dewi Bulan tersebut. Sehingga sebagai ungkapan rasa cintanya tadi ke Chang Er, panglima tadi memanah enam dari tujuh matahari dan tersisa satu sampai saat ini. Hingga saat ini, setiap bulan purnama pada tanggal 15 bulan ke delapan tahun lunar ini juga dirayakan Festival Kue Bulan tersebut. 

Sumber: