BPTPH Lakukan Pengamatan OPT di Pagaralam, Ini Hasilnya
Hama penggerek tanaman holtikultura. (Foto:ist/radar palembang)--
RADAR PALEMBANG - Mengantisipasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di areal tanam, petugas POPT dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumsel melakukan monitoring ke lapangan.
Monitoring dilakukan di sejumlah areal pertanian di Kota Pagaralam, sehingga petani dapat mengetahui kepadatan populasi serta intensitas serangan terhadap tanaman.
BACA JUGA:Berupaya Capai Predikat Madya, Pagaralam Sandang Kota Layak Anak Pratama 2022
Pada kesempatan belum lama ini, petugas PPEP POPT melakukan monitoring OPT pada pertanaman padi yang di Desa Kance Diwe, Kecamatan Dempo Selatan.
“Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah Kepinding Tanah dengan populasi sebanyak 1-2 ekor per rumpun,” ucap Koordinator POPT Pagaralam, Budi Dharma SP didampingi Milita Anggriani SP, Petugas POPT Kance Diwe.
Menurutnya luas hamparan pengamatan yang dilakukan di areal sekitar 60 Ha, dengan umur tanaman 21-60 HST dan varietas yang ditanam adalah Mikongga, Ciherang dan lokal. “Pengamatan bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan populasi OPT, luas dan intensitas serangan OPT, luas kerusakan akibat DPI, daerah penyebaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,” kata dia.
BACA JUGA:Wako Pagaralam Launching Produksi Film 'KOMA'
Dari hasil pengamatan nantinya dapat dianalisis untuk menentukan langkah-langkah pengendalian OPT dan penanggulangan yang tepat. Lanjut dia, Kepinding tanah (Scotinophora Coarctata) merupakan salahsatu hama tanaman padi cukup berbahaya dan menjadi masalah besar bagi petani, karena dapat menurunkan produktivitas padi, bahkan gagal panen.
BACA JUGA:Petani Sawiit di Sumsel Dilatih Manajemen Keuangan
Patut diwaspadai, jenis hama ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan pangkal batang tanaman padi. Pada populasi tinggi dapat menyebabkan tanaman mati, diawali dengan perubahan warna kuning kemerahan, menjadi coklat dan dapat menyebabkan tanaman mati.
“Untuk penanganannya kita anjurkan melakukan sanitasi lahan, pembuatan perangkap, pengendalian dengan menggunakan buah Maja yang disebar di setiap irigasi,” terangnya seraya mengatakan jika populasi meningkat pengendalian dengan insektisida kimia berbahan aktif BPMC, sesuai anjuran pemerintah dengan prinsip 6 tepat, dan tetap melakukan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT. (edi)
Sumber: