Angka Kemiskinan di Sumsel Turun, Sumbangan Positf GSMP Gagasan Herman Deru

Angka Kemiskinan di Sumsel Turun,  Sumbangan Positf GSMP Gagasan Herman Deru

RADAR PALEMBANG - Angka kemiskinan di Sumsel turun sebesar 0,94 % pada Bulan Maret 2022 dari 12,84 persen menjadi 11,90 persen dari total jumlah penduduk miskin 69.07 ribu orang.

Menurut Kepala BPS Sumsel, Ir. Zulkipli, M.Si, turunnya angka kemiskinan itu, merupakan sumbangan positif  dari Gerakan Sumsel Mandiri Pangan/ GSMP gagasan Herman Deru, Gubernur Sumsel.

Melalui GSMP menjadikan masyarakat memiliki kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga.

BACA JUGA:Keuangan Syariah Dorong Ekonomi Sumsel , Hingga Mei, Pembiayaan Capai Rp11,7 triliun

BACA JUGA:Prabowo di Kongres Fatayat NU XVI Sosialisi UUD 45, Wapres: Perempuan Terbebas Dari Diskriminasi

Gerakan itu berkontribusi kepada pengembangan ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan. Hasilnya, membuat angka kemiskinan di Sumsel turun.

“Terdapat juga poin yang mencatat bahwa GSMP gagasan  Herman Deru, Gubernur Sumsel  memberikan dampak yang positif terhadap turunnya angka kemiskinan di Sumsel,” jelas Zulkifli dalam siaran pers BPS Sumsel yang diterima media ini.

Menurunnya, angka kemiskinan ini  didasari oleh peranan kelompok makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan kelompok bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan).

BACA JUGA:Probowo Subianto Hadiri Kongres Fatayat NU XVI Palembang, Deru Ngaku Bahagia

BACA JUGA:CSR PLN di Sumsel Minim, Manejer Komunikasi: Ukurannya Bukan Laba Wilayah

Dalam rilisnya menjelaskan Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) Maret 2022 tercatat sebesar 74,34 naik jika dibandingkan kondisi September 2021 sebesar 74,16 persen, dan turun jika dibandingkan kondisi Maret 2021 yang sebesar 74,45 persen.

Zulkifli menjelaskan, komoditas pangan memberikan pengaruh besar terhadap naik turunnnya angka kemiskinan. Produk pangan itu  seperti beras, , telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, mie instan, cabe merah, roti, bawang merah, dan kopi bubuk & kopi instan (sachet),

‘’Adanyanya Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, memberikan kontribusi terhadap ketersediaan dan distribusi pangan sehingga angka kemiskinan menurun,’’tukasnya. 

Selain sektor pangan, komoditas lainnya yang memberikan andil terhadap angka kemiskinan adalah  perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perawatan kulit, muka, kuku, rambut, dan perlengkapan mandi," jelasnya.

BACA JUGA:Pemberdayaan UMKM Agresif, Menkop UKM Teten Ingin Perbankan Tiru BNI

BACA JUGA:PLN Disemprot Dewan Soal CSR, Untung Rp13Triliun, CSR Rp1,8 Miliar, Hasil Bumi Tersedot , Rakyat Sumsel?

Pada periode Maret 2021 sampai Maret 2022, maupun periode September 2021 sampai Maret 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami penurunan.

Zulkipli menuturkan, penurunan angka kemiskinan di Sumsel itu juga didukung oleh berbagai fenomena yang terjadi pada beberapa aspek. Diantaranya, Indikator Ekonomi hingga Triwulan 1 Tahun 2022 menunjukan arah pemulihan, dimulai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, inflasi, ekspor, impor, Nilai Tukar Petani (NTP), porduksi padi (GKG), produksi hortikultura, produksi karet, Tingkat Penghuni Kamar (TPK), konsumsi rumah tangga Triwulan 1 tabun 2022, serta menurunnya tingat  pegangguran pada Februari 2022.

Kondisi ini  jauh berbeda dengan  rilis BPS sebelumnya pada September 2021, angka kemiskinan Maret 2022 Sumsel juga turun sebesar 0,89 persen poin dari 12,79 persen menjadi 11,90 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin  turun sebanyak 71,92 ribu orang dari 1.116,61 rubu orang menjadi 1.044,69 ribu orang.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2021 sebesar 12,36 persen turun menjadi 11,99 persen pada September 2021 dan turun menjadi 11,23 persen pada Maret 2022. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 13,12 persen pada Maret 2021 menjadi 13,28 persen pada September 2021 dan turun menjadi 12,31 persen pada Maret 2022. (yui)

 

Sumber: