Mas Bechi

Mas Bechi

Ketika melafalkan tahlil tidak ada gerak yang berbeda dengan aliran lain. Mereka duduk bersila biasa. Ada yang menggoyangkan kepala berlebihan. Ada yang pelan. Ada pula yang tidak menggerakkan kepala.

 

Kiai utama di Ploso itu, Kiai Muchtar, juga tampil sangat biasa. Ia pakai baju hem lengan panjang dengan kopiah hitam di kepala. Bawahannya sarung. Badannya kurus. Duduk silanya tegak. Raut wajahnya datar. Tidak ada nada disyahdu-syahdukan atau dikhusyuk-khusyukkan.

 

Tidak ada jubah, gamis, atau pakaian syekh pada umumnya. Ia sangat Indonesia. Bahkan sering kali ada bendera Merah Putih di acara Kautsaran itu. Doktrin cinta negara, cinta NKRI jadi motto mereka.

 

 

Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat dan pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah Ploso Jombang KH Muhammad Mukhtar Mukti saat akan menangkap anak sang kiai yang jadi tersangka kasus pancabulan santriwati, Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi (42)--

 

Di mata pengikutnya, ia bukan sekadar kiai. Ia pemimpin tertinggi Tarekat Shiddiqiyyah. Nama jabatan tertinggi di aliran seperti itu disebut Mursyid.

 

Semula aliran Shiddiqiyyah ini tidak diakui sebagai tarekat yang standar. Tapi dalam Kongres JATMI tahun 2009, Shiddiqiyyah diakui sebagai salah satu dari 40 tarekat yang mu'tabaroh (standar).

 

JATMI singkatan dari Jamiyah Ahli Tarekat Mu'tabaroh Indonesia. Organisasi tarekat.

 

Sumber: