Aktivitas Perdagangan Pasar Ikan Modren Palembang Mati Suri, Rp25 Miliar Uang Negara Sia-sia

Aktivitas Perdagangan Pasar Ikan Modren Palembang Mati Suri, Rp25 Miliar Uang Negara Sia-sia

RADAR  PALEMBANG – Sekda Kota Palembang  Ratu Dewa risau dengan kondisi pedagang pasar ikan modern Palembang yang mati suri. Dia akan segera membentuk tim bersama Direktorat Direktur Kelautan dan Perikanan agar sistem pengelolan aset negara itu jelas.

‘’Kita tidak menutup mata atas kondisi pedagang pasar ikan modern yang mati suri itu. Kita ingin ada kejelasan dan ketegasan peruntukan dan regulasi aset itu Negara itu. Kejelasan ini penting agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Apakah dalam bentuk sewa atau pinjam pakai,’’ujar Ratu Dewa.

Begitu juga dalam segi segmen persentasenya, berapa persen bentuk ikan berapa persen pendamping pengelolaannya. Maka dari itu dia akan membentuk membentuk tim. Tim itu merumuskan seluruh penjagaan, seluruh regulasi sehingga satu bulan ke depan ada pertanggungjawaban. 

"Pasar Ikan Modren pertama di Pulai Sumatra dan ketiga di Indonesia itu berdiri di atas lahan seluar 9.319 pada tahun 2020 lalu. Bangunnya dua lantai.

Hanya saja, sejak peresmiannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Eddy Prabowo, aktivitas perdaangan di sana tidak sesuai harapan. Hingga kini paar ikan itu terlihat sepi. Pedagang yang berjualan di sana pun hanya hitungan jari. Jika malam, fasilitas di pasar itu kerap menjadi tempat maksiat.

Anggaran pembangunan pasar ikan modern itu menggunakan dana APBN senilai Rp25 miliar. Harapan awal dari pembangunan pasar adalah untuk menggerakkan ekonomi rakyat, sayangnya belum tercapai hingga sekarang.

Pantauan media ini, tidak lebih dari sepulih pedagang yang berjualan  di sana. Pembelinya yang dating ke sana juga hitungan jari. Mayoritas pedagang itu hanya penjual ikan hias dan beberapa ikan giling. Rata-rata yang berdagang di sana hanya orang yang tinggal di dekan kawasan pasar itu.

Sesungguhnya, fasilitas di Pasar Ikan Modern  lengkap. Ada ruang kantor di lantai dua. Semua fasilitas terkesan tak terurus dan beberapa toilet terkuci. Ini lantaran di sana sepi  aktivitas.  

Salah seorang pedagang ikan hias, Mulyono (28) sejak Pandemi Covid-19 hingga sekarang aktivitas jual beli sangat sepi.  “Dari 30an lapak untuk ikan hias yang tersedia, tinggal beberapa saja. Begitu juga lapak untuk ikan olahan, hanya tinggal lapak satu, itupun karena penjual ikan olahan itu memang tinggal di sini (kawasan pasar ikan modern),” katanya.

Menurut Mulyono, kondisi ini akibat antusiasme pengunjung yang berkurang. Pengunjung hanya ramai datang saat weekend saja.

“Mayoritas orang banyak yang masih memilih beli ikan hias di pasar burung, tidak di sini. Hal ini berdampak ke kami, penjualan semakin menurun, soalnya yang datang cuma banyak di hari sabtu sama minggu. Yang gak kuat bayar tagihan lapak, terpaksa jualan di rumah atau nyari tempat lain,” terangnya. (tim)

Sumber: