Bambang Haryo Desak Pemerintah Permudah Syarat Bertransportasi Publik

Bambang Haryo Desak Pemerintah Permudah Syarat Bertransportasi Publik

RADAR PALEMBANG Grafik penularan covid 19 di Indonesia saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat menuai kritik Politisi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono Menurutnya saat kebijakan PPKM darurat dilakukan selama kurang lebih 3 minggu penularan covid 19 malah naik 1 2 kali juga jumlah kematiannya naik hampir 2 sampai dengan 3 kalinya data 3 Juli sampai 26 Juli 2021 dan saat PPKM itu di longgarkan level 4 dan turun hingga ke level 2 jumlah kasus baru menurun tajam Ini bukti bahwa beban masyarakat menjadi berkurang sehingga imunitasnya bertambah Ini yang saya lihat yang terjadi di seluruh Indonesia seperti itu termasuk di Surabaya dan di Sidoarjo dari sini Pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan kepada masyarakat yang menggunakan transportasi publik karena masyarakat yang menggunakan transportasi publik terutama jarak jauh baik dengan pesawat maupun kapal laut dan kereta api merupakan kegiatan yang sesaat dan singkat bagi seluruh kegiatan masyarakat itu sendiri Ucap BHS sapaan akrabnya Sebetulnya sambung BHS Pemerintah tidak perlu membuat kebijakan dengan persyaratan yang begitu ribet dan tumpang tindih harusnya pemerintah mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi publik tidak menggunakan transportasi pribadi yang sulit dipantau Sehingga dengan tranportasi publik pergerakan masyarakat bisa dipantau lebih maksimal karena identitas KTP terdata di transportasi publik Jadi persyaratan tumpang tindih antara vaksin 2 kali maupun Antigen dan PCR yang menjadi beban masyarakat menggunakan transportasi publik supaya di tinjau ulang Bila vaksin dari pemerintah ini bisa dipercaya dan bagus efikasinya seharusnya tidak perlu dengan persyaratan lainnya Antigen atapun PCR Yang terpenting ditranportasi publik syarat protap kesehatan covid 19 jaga jarak pakai masker tetap dilakukan Ungkap BHS yang juga ketua harian Masyarakat Transportasi Indonesia MTI Dikatakan BHS Persyaratan menggunakan transportasi publik dengan Antigen dan PCR yang berlaku satu hari atau dua hari sebelum bepergian tidak menjamin bahwa mereka bebas dari terpaparnya covid 19 Karena selama setelah melaksanakan tes Antigen dan PCR mereka masih menunggu hasilnya antara satu jam sampai dengan satu hari Selama mereka menunggu hasil satu hari apakah tidak bisa tertular penyakit selama perjalan didarat Karena bisa saja mereka tertular dalam 1 detik atau setelah itu selama mereka menunggu hasil dalam satu jam atau satu hari apakah tidak bisa tertular penyakit Kemudian selama perjalanan di darat apakah ada jaminan untuk tidak tertular ini tidak ada alasan bagi para pengguna transportasi publik harus antigen atau PCR Karena bisa saja mereka tertular dalam hitungan menit ataupun detik Tes Antigen dan PCR hanyalah syarat formalitas tapi bukan untuk kepentingan pencegahan lebih baik ini di hilangkan karena masyarakat sangat terbebani dan sulit ekonominya Kata BHS Dia mencontohkan seperti negara negara seluruh dunia masyarakat yang menggunakan transportasi publik domestik tidak ada persyaratan Vaksin dan tes Antigen maupun PCR melainkan hanya di thermo test cek suhu tubuh hanya di Indonesialah yang memiliki kebijakan persyaratan tumpang tindih Kecuali bila biaya antigen atau PCR dibebankan kepada pemerintah Tetapi ini pasti akan membebani APBN kita yang bersumber dari uang rakyat BHS menambahkan terutama ditransportasi laut yang ujung tombak dari transportasi antar pulau karena negara kita adalah negara kelautan yg terdiri dari ribuan pulau dan masyarakat yg menggunakan transportasi laut adalah masyarakat kelompok sangat bawah sekali Maka beban menggunakan persyaratan Antigen dan PCR sangat membebani masyarakat yang menggunakan transportasi publik tersebut dan beban Antigen maupun PCR kadang jauh lebih besar daripada harga tiket transportasi publiknya Maka ditransportasi laut seyogyanya persyaratan antigen dan pcr dihilangkan spt

Sumber: