Melirik Pengembangan Budidaya Arabika

Melirik Pengembangan Budidaya Arabika

ARABIKA Petani di Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara yang sudah membudidayakan Arabika dengan konsep naungan tanaman hortikultura RADAR PALEMBANG Kendati komoditi Kopi utama di Kota Pagaralam dominasinya jenis Robusta dibudidayakan namun Walikota Pagaralam mulai melirik Arabika yang notabanenya varietas tanaman ini sedikit langka dan jarang sekali dibudidayakan oleh petani di kawasan Gunung Dempo Buktinya rencana pengembangan di sektor perkebunan ini adanya kunjungan Walikota Pagaralam Alpian Maskoni ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang BPN RI belum lama ini Terkait untuk mendapatkan restu pemanfaatan lahan seluar sekitar 647 hektar berlokasi lahan eks perkebunan PTPN VII Kunjungan tersebut untuk mendapat izin dari kementerian perihal lahan seluar 647 hektar tidak hanya untuk membuat kebun kopi Arabika namun juga tanaman Hortikultura yakni buah buahan ujar dia Dirinya tak menampik jika Pemkot Pagaralam selama ini fokus pengembangan tanaman komoditi utama ini di Kota Pagaralam Jenis Robusta di wilayah Gunung Dempo ini memang yang dibudidayakan selama ini Dari pemerintah konsens terhadap upaya peningkatan produktifitasnya Salahsatunya dengan upaya program sambung pucuk tanaman kopi Tujuannya adalah memotivasi petani untuk memperbaiki produksi tanaman kopi agar panen meningkat katanya seraya mengatakan jika Program Sejuta Sambung Pucuk tanaman kopi ini berkelanjutan Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Pagaralam Gunsono Mekson SE MM melalui Kabid Tanaman Produksi Diki Herlambang SP mengatakan pihaknya menyambut baik rencana Walikota untuk pengembangan tanaman kopi Arabika Selama ini kopi Robustalah yang dibudidayakan petani kita di Kota Pagaralam Padahal jika dikembangkan Arabika justru memiliki nilai ekonomi jual sangat tinggi dibanding Robusta katanya Jika memang mendapat izin pemanfaatan tentunya menjadi peluang besar pengembangan Arabika di Kota Pagaralam Dinas kita tentunya akan menyiapkan segala sesuatunya untuk mewujudkan rencana pemerintah kota untuk mengangkat kopi Pagaralam sejurus menyejahterahkan petani katanya sama halnya dengan pelaksanaan sejuta sambung pucuk tananaman kopi Dihargai Rp80 Ribu kg Tak Mampu Penuhi Pasar Terpisah Rusi salahsatu petani Dusun Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara justru telah mendahului start rencana walikota Sebab sejak setahun lalu sudah membudidayakan kopi tanaman kopi Arabika melalui program HKM hutan kemasyarakatan Separuh anggota kelompok kami sudah menanam Arabika di areal satu hektar dengan populasi tanaman mencapai 2 ribu batang di ketinggian sekitar 1 400 mdpl katanya seraya mengatakan jika Arabika ini usia tiga tahun panen dengan nilai jual sangat menjanjikan di harga Rp80 ribu kg Dia juga mengaku permintaan Kopi Arabika ini tinggi Bahkan untuk permintaan pasar lokal petani kesulitan memenuhinya Di pasar lokal ada permintaan sekitar 50 kg hingga 100 kg itu saja kita tak mampu memenuhinya Karena di Kota Pagaralam jarang sekali ditemui areal tanaman Arabika katanya Berbeda dengan permintaan pasar luar semisal Kota Palembang atau lainnnya Ada yang meminta stok Arabika sebanyak satu ton dan itu berkelanjutan Tentunya peluang ini menjadi motivasi kita untuk membudidayakan Arabika yang bernilai jual tinggi pungkasnya Edi

Sumber: