Harian Bisnis Radar Palembang, Dari Koran Hantu Hingga Eksis di Ekonomi dan Bisnis

Harian Bisnis Radar Palembang, Dari Koran Hantu Hingga Eksis di Ekonomi dan Bisnis

Perjalanan 19 Tahun Harian Bisnis Radar Palembang RADAR PALEMBANG Harian Bisnis Radar Palembang genap berusia 19 Tahun Dalam usia segini banyak lika liku perjalanan Radar Palembang Jatuh bangun jatuh lagi dan bangun lagi karena tiada istilah berhenti untuk berinovasi Harian Bisnis Radar Palembang berdiri pada Tahun 2003 Radar Palembang berkolaborasi dengan harian Non Stop Jakarta Sehingga penertiban harus menggunakan dua wajah Wajah pertama yaitu halaman I murni menampilkan Lay Out Non Stop dengan berita Jakarta Sementara itu untuk wajah kedua yang berada di dalam murdi Radar Palembang yang menampilkan berita lokal Sumsel Karena menggabungkan dua wajah dengan jelas kelamin berbeda koran pun terlihat aneh karena gabungan dari dua media berbeda Ini membuat jati diri dan identitas koran menjadi tidak jelas Walhasil identitas media menjadi kabur dan tidak jelas Pasar pun bingung Koran sulit laku di pasar Pemasang iklan pun menjauh karena tidak jelas segmennya Kondisi seperti ini berlangsung kurang lebih dua tahun Lantaran halaman depan berformat koran kuning harapannya bisa leading di pasar eceran Faktanya Radar Palembang gagal masuk ke segman pembaca kriminial karena media satu group Harian Palembang Pos telah leading terlebih dulu menjadi koran kriminal Bahkan pada saat itu Palembang Pos oplahnya sempat menyentuh 30 Ribu per hari Oplah yang sangat besar untuk kategori koran lokal Sulit Terobos Pasar nbsp Halaman depan dan belakang penuh dengan berita berita kriminal yang berdarah darah dan berlendir sementara di halaman dalam menyajikan berita yang mengarah elitis Konsep itu bertujuan ingin mengaet pembaca untuk kelas menengah ke atas dengan memuat berita berita yang sesuai dengan segeman pembaca itu Harapan lainnya bisa mengaet para pemasang iklan Gagal total Beberapa tahun Radar Palembang hidup bagai kerakap di atas batu Dua tahun hidup sebagai perusahaan yang sangat tidak menjanjikan Pada suatu ketika para General Manager Direktur sejumlah perusahaan di bawah Group Jawa Pos Sumbagsel membedah Radar Palembang secara habis habisan saat rapat evaluasi group Mulai dari format lay out kemasan dan pilihan berita GM Radar Lampung Ardiansyah Aca saat itu mengkritik sangat tajam Radar ini seperti koran hantu Tidak jelas kelamin dan identitasnya ujar Aca yang sukses membesarkan Radar Lampung dan anak perusahaanya dan kini dia menjadi Direktur di Holding Wahana Semesta Mandiri WSM Koran hantu Kata kata itu menjadi pemicu bagi punggawa punggawa Radar Palembang sebut saja Yurdi Yasri dan Ali Sahbana serta tim Hanya beberapa bulan setelah rapat yang sangat intens itu manajemen Radar Palembang mengusulkan kepada CEO Jawa Pos Sumbagsel Suparno Wonokromo Almarhum agar melepaskan kerjasama dengan Non Stop Alasannya tidak memberikan value bagi kemajuan Radar Palembang untuk jangka panjang Terserah kalian dek yang penting kalian maju Kalau kalian mau mengehentikan kerjasama dengan saya setuju setuju saja ujar Pak Parno ketika kami temui bersama Ali Sahbana Beralih Menjadi Koran Umum nbsp Tidak lama berselang setelah petinggi group membantai Radar Palembang para punggawa redaksi merubah format koran menjadi Koran umum Format baru ini menampilkan berita berita bersifat news alisis Redaksi mengisi berita halaman satu dengan format Laporan Khusus membahas satu topik berita dengan banyak engle Berita berita metropolis dan bisnis mengisi halaman Untuk mengaet pemasang iklan awak redaksi membuat rubrik Market dan Ritel Satu halaman lagi ada rubrik ekonomi Secara penampilan Radar Palembang sudah berubah total sedikit elitis Radar Palembang kini sudah memiliki indentitas yang jelas Identitas Pembaca pun mulai melirik Ternyata itu masih belum cukup untuk benar benar eksis dan menjadi Radar Palembang sebagai perusahaan yang menjanjikan Dalam merebut pasar baik oplah koran maupun iklan harus bertarung dengan koran sejenis seperti Sriwijaya Pos dan induk dari Radar sendiri yaitu Sumatra Ekspres Cukup sulit juga mencari celah dan masuk ke dalam segmen ini meskipun Radar sangat terbantu dengan nama besar Sumatra Ekspres Format seperti ini berlangsung dua tahun Kendati sudah mulai mandiri dalam operasional perusahaan secara perusahaan Radar Palembang masih tertatah tatih Tidak dapat membukukan laba operasi yang bagus Bahkan kadang kadang Sumeks sebagai induk terpaksa menyusui radar untuk menutupi biaya operasional Kendati telah berubah kinerja perusahaan masih jauh dari harapan Setiap ada rapat evaluasi selalu menjadi objek pembantaian dalam makna positif Mereka memberikan kritik dengan solusi Persoalannya adalah meski sudah memiliki identitas yang jelas tidak lagi berbentuk Koran hantu tetapi masih sulit menerobos ceruk pasar dari harian umum Para punggawa Radar Palembang pun harus berfikir keras mencari alternatif Pasar Koran kriminal dan umum telah terisi Maka timbullah ide ide liar bagaimana kalau Radar Palembang mencari celah pasar yang lebih tersegmentasi lagi Salah satunya adalah menjadikan sebagai Koran Bisnis yang belum ada di Sumatera Selatan Ide ini tidak langsung bersambut Terjadi diskusi bahkan perdebatan yang sangat alot dan panjang kendati demikian pada tahun 2007 CEO Jawa Pos Group Sumbagsel Suparno Wonokromo almarhum Radar Palembang menyetujui radar bermutasi menjadi koran bisnis Kembangkan Media Online nbsp Dengan demikian mulai dari 2007 sampai 2022 ini Radar Palembang membuktikan diri sebagai koran ekonomi yang memiliki pengaruh di Sumsel Selama 15 tahun Radar Palembang konsisten menyajikan berita berita bisnis yang teraktual tepercaya dan terkemuka di Sumatera Selatan Seiring dengan perkembangan zaman banyak berita berita hoax yang bersileweran Radar Palembang pun bersamangat dan konsisten menggelorakan literasi Cerdas Berinformasi 19 Tahun Harian Bisnis Radar Palembang dunia pun sudah berubah Orang hidup dengan serba digital Oleh karena itu Radar Palembang harus memasuki media digital dengan menyajikan berita berita secara online Saat ini pembacara sudah bisa menikmati sajian dari Radar Palembang Sumeks co Ke depan manajemen akan menangani media online secara serius Seusai dengan arah dan visi para owner dan direksi semua media yang berada di bawah Holding Wahana Semesta Group WSM harus fokus mengembangkan portal berita online Dahlan Iskan sebagai Komisaris Utama WSM sudah memberikan lampau hijau untuk itu Dahlan menargetkan pada petengahan tahun 2022 akan ada 500 perusahaan media yang akan menjadi sub domain disway id Itu berarti jangkauan Radar Palembang tidak lagi lokal Sumsel Semata akan tetapi telah bersifat nasional Ini sesuai dengan prinsip globalisasi itu sendiri Orang orang lokal akan menglobal Sebaliknya mereka yang sudah berada di global itu akan semakin melokal sebabagi upaya memperkokoh identitasnya Direktur WSM menggelar lomba viewer terbanyak antar anak perusahaan Penilaiannya berdasarkan peringkat alexa Semuanya berpacu untuk meningkatkan viewer dan menaikan peringkat Walhasil ada anak perushaan yang sebelumnya berada pada peringat 2 000 kini telah bertengger di peringkat 1000 an Sumeks co contohnya pada awal tahun lalu menempati posisi 394 peringkat alexa kini sudah bertengger pada peringlat 158 Ini mengantarkan Sumeks co sebagai juara pertama dalam perusahaan perusahan Holding WSM Sementara Radar Cirebon menempati peringkat kedua Perusahaan ini pada awal Januari berada pada peringkat 268 saat ini bertengger pada peringkat 174 Sementara itu Rakyat Bengkul menjadi juara 3 dengan posisi peringkat berada pada posisi 212 Domain dan sub domain akan sama sama berkembang dan akan saling mendukung ujar Direktur Pengembangan Media Online Holding WSM Ardiansyah yang akrab dipanggil Aca Tetap semangat Tabik yui

Sumber: