BANNER BSB
BANNER PEMUTIHAN PAJAK
Banner Honda PCX 160 2025

Pidato Politik Prabowo pada HUT ke-15 Gerindra Singgung Politik Bohong dan Khianat, Sindir Anies Baswedankah

Pidato Politik Prabowo pada HUT ke-15 Gerindra Singgung Politik Bohong dan Khianat, Sindir Anies Baswedankah

Prabowo Subinto saat menyampaikan pidato politik pada peringatan HUT ke-15 Partai Gerindra di Jakarta dan singgung politik bohong dan politik khianat. --tweeter/@Gerindra

Konon ketika itu, ada kesepakatan bahwa Megawati akan mendukung Prabowo pada Pilpres 2014 menjadi calon presiden. Nyatanya itu tidak menjadi kenyataan, karena Megawati dan PDI Perjuangan memberikan dukungan kepada Jokowi yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta. 

Bahkan menjelang Pilpres 2014, pasca ada sinyal dari Megawati mengalihkan dukungannya kepada Jokowi untuk menjadi Capres, Prabowo pun berusaha menemui Megawati di Teungku Umar. 

Tujuannya menagih janji  yang mereka buat pada 2009. Hanya saja, ketika itu, Megawati tidak mau menerima Prabowo.  

2. Prabowo Dikhianati Jokowi 

Saat Pilgub DKI Jakarta, ada perjanjian bahwa Jokowi akan mencalonkan diri dan melawan Prabowo pada Pilpres 2014, karena sudah ada perjanjian antarara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dengan Prabowo. 

BACA JUGA:Dilema, Sikap NasDem Menjelang Reshuffle Kabinet 2023, Tetap di Pemerintahan atau Batalkan Pencapresan Anies

Disebut-sebut juga, yang membujuk Megawati agar PDI Perjuangan mencalonkan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dia masih menjabat Walikota Solo adalah Prabowo. 

Niat Prabowo pada waktu itu bisa saja, ingin meguatkan hubungan dan koalisi Gerindra dan PDI Perjuangan menuju Pilpres 2014. Selain itu, kepentingan Gerindra untuk memasangkan Ahok —kader Gerindra saat itu— sebagai Wakil Gubernur mendampingi Jokowi. 

3.Prabowo Dokhianati dan Dibohongi Ahok 

Ahok langsung berkhianat kepada Prabowo begitu Jokowi menjadi Presiden hasil Pilpres 2014. 

Tidak hanya meninggalkan Prabowo secara pribadi, tetapi Ahok juga meninggalkan Partai Gerindra yang telah memberikan kesempatan kepadanya menjadi orang Nomor 2 dan No 1 di DKI Jakarta sehingga pamor politiknya menjadi bersinar. 

BACA JUGA:Alasan PKS Dukung Anies Baswedan Capres 2024, Simbol Perubahan dan Nasionalis Religius Antitesa Jokowi

Ahok yang sebelumnya bukan siapa-siapa, secara politik mulai diperhitungkan sejak menjabat Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta. 

Secara terang-terangan Ahok merapat ke PDI Perjuangan dan hubungannya dengan Jokowi semakin mesra. Bahkan pada Pilgub DKI 2017, justru Ahok menggunakan perahu PDI Perjuangan dan Nasdem untuk maju sebagai Calon Gubernur. 

Sementara itu, Partai Gerindra Sendiri juga meninggalkan Ahok lalu mendukung Anies Baswedan bersama Sandiago Uno menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, dan menang . 

Sumber: