Waspada! Mobil Bekas 0 Km Mulai Diekspor ke Luar China, Ini Risiko yang Terjadi Kalau Sampai Salah Beli
Fenomena mobil bekas 0 km kini tak hanya berada di China lagi melinkan mereka telah mengekspor produk tersebut ke luar negeri--
RADARPALEMABNG.ID - Penting untuk diwaspadai, Fenomena mobil bekas 0 km kini tak hanya berada di China lagi melinkan mereka telah mengekspor produk tersebut ke luar negeri.
Mobil bekas 0 km belakangan semakin ramai di China, hal ini sebabkan oleh banyak faktor mulai dari mengejar target penjualan, memanfaatkan celah subsidi, hingga menghindari tekanan inventaris.
Mengutip dari laporan Carnewschina fakta dilapangan dealer afiliasi dan platform pihak ketiga berperan besar dalam memperdagangkan mobil 0 km ini.
"Ini cara produsen mengurangi stok, mengejar target, bahkan memoles laporan penjualan. Tapi dampaknya merusak transparansi dan persaingan pasar," tulis Carnewschina.
BACA JUGA:Apa Itu Mobil Bekas 0 Kilometer? Jadi Fenomena Baru di China
BACA JUGA:Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp200 Juta, Ada Mobilio Bisa Jadi Pilihan
Tentunya fenomena ini dianggap cukup merugikan khusunya bagi para konsumen. bukan tanpa alasan, pembelian mobil bekas 0 km ini memiliki beberapa risiko.
Adapun risiko di balik tawaran menarik mobil bekas 0 km ini adalah konsumen kehilangan manfaat sebagai pemilik pertama, risiko kualitas baterai, hingga depresiasi nilai jual yang lebih curam.
Penting bagi kita untuk megetahui atau mewaspadai fenomena mobil bekas 0 km ini sebab tren ini sudah mewabah ke luar China.
Produk tersebut kini bukan hanya di pasarkan secara domestik, melainkan diekspor ke luar negeri terlihat dari angka ekspor mobil bekas China memang mencurigakan.
BACA JUGA:Cek Harga Mobil Bekas yang Masih Banyak Dicari, Mulai dari Rp50 Juta, Berikut Daftarnya!
BACA JUGA:Daftar 5 Mobil Bekas Langkah Paling Dicari, Harga Mulai Rp 30 Jutaan
Pada 2023, total ekspor mencapai 275.000 unit, melonjak jadi 436.000 unit pada 2024 atau naik lebih dari 58 persen hanya dalam setahun.
Lonjakan ini diyakini salah satunya dipicu oleh praktik 'baru tapi bekas' tadi. Banyak mobil yang secara administratif dijual, tapi fisiknya tetap bertahan di dealer hingga akhirnya diekspor.
Sumber:


