BANNER PEMUTIHAN PAJAK
Banner Honda PCX 160 2025

Sejarah Kirab Kebo Bule 'Kyai Slamet' Tradisi Masyarakat Jawa di Malam 1 Suro

Sejarah Kirab Kebo Bule 'Kyai Slamet' Tradisi Masyarakat Jawa di Malam 1 Suro

Arak-arakan atau kirab Kebo Bule 'Kyai Selamet' merupakan Salah satu tradisi masyarakat jawa yang dilakukan pada malam 1 Suro--radarbanyumas.disway.id

RADARPALEMBANG.ID - Arak-arakan atau kirab Kebo Bule 'Kyai Selamet' merupakan Salah satu tradisi masyarakat jawa yang dilakukan pada malam 1 Suro.

Pada malam 1 Suro atau bertepatan dengan 1 Muharram pada kalender Hijriah Keraton Surakarta di Solo akan melakukan arak-arakan atau Kirab Kebo Bule.

Kebo Bule 'Kyai Slamet' sendir adalah kerbau yang berkulit putih kemerahan yang dianggap sakral bagi masyarakat jawa khususnya di Surakarta.

Lantaran dianggap sakral dan suci banyak warga biasanya berusaha memegang tubuh Kebo Bule. Bahkan, ada pula yang berbondong-bondong memungut kotoran Kebo Bule yang terjatuh di jalan saat ritual malam 1 Suro.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Malam 1 Suro dan Maknanya Bagi Masyarakat Jawa, Jatuh Pada 25 Juni 2025

BACA JUGA:Malam 1 Suro 2023, Ini Menurut Pandangan Syariat Islam, Ada Pantangan Bagi Adat Jawa

Mereka percaya kalau kotoran kebo bule tersebut memiliki khasiat, mulai dari menyembuhkan penyakit hingga menyuburkan tanaman.

Kebo Bule sering dilekatkan dengan nama Kyai Slamet ini memiliki akar sejarah yang panjang, dan berkaitan pula dengan tradisi malam 1 Suro secara umum.

Mengutip dari lama resmi Pemerintah Kota Surakarta, nama Kyai Slamet sendiri sebenarnya merupakan nama salah satu benda pusaka Keraton Kasunanan yang berbentuk tombak.

Dalam sejarahnya, tombak ini sering dibawa berkeliling tembok Keraton setiap hari Selasa dan Jumat Kliwon oleh Pakubuwono X, dan selalu diiringi oleh Kebo Bule.

BACA JUGA:9 Tradisi Perayaan Malam 1 Suro, Bukan Hanya Dilakukan Oleh Masyarakat Jawa

BACA JUGA:Digelar 21-23 Februari, Ziarah Kubro, Tradisi Orang Palembang Menjelang Ramadan, Berikut Rangkaian Kegiatannya

Rutinitas itu kemudian berubah menjadi sebuah tradisi yang terus dilestarikan oleh kerabat Keraton hingga hari ini. 

Karena Kebo Bule selalu ada dalam iring-iringan, berjalan di belakang pusaka Kyai Slamet yang keramat itu, maka Kebo Bule pun di kemudian hari identik dengan sebutan Kebo Bule Kyai Slamet.

Asal-usul Kebo Bule di Kraton Surakarta

Sumber: berbagi sumber

Berita Terkait