Skor Kesehatan Finansial Indonesia 2025 Menurun, OCBC Ajak Win This Economy
Festial Nyala 2025 yang digelar OCBC mengajak masyarakat melihat bahwa finansial sehat itu bisa menyenangkan, belum lama ini.--dokumen/radarpalembang.id
“Nasabah dapat secara cermat memanfaatkan dan menggunakan solusi Nyala by OCBC untuk kebutuhan sehari-hari dengan menikmati beragam promo menarik di banyak merchant favorit dan keuntungan dari Poinseru.
Ditambah lagi, dengan Nyala, nasabah bisa menikmati bebas biaya transfer BI-FAST tanpa batas, bebas biaya transfer online antar bank hingga 30X, dan bebas biaya top up e-wallet.
Dan tagihan bulanan hingga 30X, yang bisa membuat mereka hemat dan keuntungannya bisa dipakai untuk menabung dan berinvestasi,” tambah Jeannette.
Kebiasaan smart spending dan savings juga sangat penting di ajarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Young Nyala hadir khusus sebagai solusi finansial yang dirancang bagi orang tua dengan anak di bawah 17 tahun.
BACA JUGA:KAI Divre III Palembang Optimalkan Perawatan Jembatan untuk Kelancaran Perjalanan KeretaApi
Untuk mengajarkan anak menabung dan mengelola keuangan secara bijak dengan fitur yang mudah dipakai, edukasi finansial yang ringan, dan ekosistem yang mendorong kebiasaan baik sejak dini.
Dengan layanan Nyala, OCBC berharap bisa mendampingi nasabah dari berbagai usia dan segmen agar tetap FUNanciallyFIT. Lebih lanjut, FFI 2025 juga mencatat sinyal-sinyal positif di antaranya Jumlah yang belum mencatat keuangan turun dari 81% ke 77%.
Kepemilikan dana pensiun meningkat dari 25% ke 29%, menunjukkan kesadaran jangka panjang mulai tumbuh, terutama pada generasi sandwich yang ingin memastikan masa depan keluarga tetap aman.
BACA JUGA:OJK Terbitkan Aturan Baru Berlaku Tahun 2026, Bank Wajib Publikasi Laporan Suku Bunga Dasar Kredit
Kepemilikan investasi kompleks seperti reksa dana, saham, hingga crypto juga naik dua kali lipat dari 2% ke 4%, terutama pada mereka yang sudah lebih paham soal manajemen risiko.
Peningkatan kepemilikan emas batangan dari 2% ke 6%, meski pemahaman tentang instrumen ini masih perlu ditingkatkan.
Dari sisi lifestyle, perilaku konsumtif masyarakat justru mulai terkendali sebab:
Mereka yang mengaku sering menghabiskan uang demi mengikuti gaya hidup teman turun dari 80% ke 76%. Artinya, meskipun angkanya masih tinggi, mereka sudah mulai sadar bahwa kesenangan bisa dicapai tanpa harus mengorbankan stabilitas finansial.
BACA JUGA:JAC Sosialisasikan Peluang Kerja Konstruksi di Jepang untuk Guru SMK Palembang
Namun, mindset materialistik juga menguat di mana 40% responden menggambarkan “kesejahteraan” sebagai memiliki rumah mewah (naik dari 33%), dan 26% mengasosiasikannya dengan mobil mewah (naik dari 22%).
Sumber:


