BANNER PEMUTIHAN PAJAK
Banner Honda PCX 160 2025

Jelalah Desa Sungsang IV Banyuasin, Kampung Nelayan Penghasil Udang dan Ikan Terbesar di Sumsel

Jelalah Desa Sungsang IV Banyuasin, Kampung Nelayan Penghasil Udang dan Ikan Terbesar di Sumsel

Kampung Nelayan Desa Sungsang IV Kabupaten Banyuasin.--

Pastinya, dengan memanfaatkan dana desa, bantuan dari Pemkab Banyuasin, Pemprov Sumsel bahkan pemerintah pusat, Romi berharap cita-cita Desa Sungsang IV menjadi tujuan wisata terbesar di Sumsel bisa terwujud.

Selain menjadi dapur laut yang tak pernah sepi aktivitas nelayan, Sungsang juga menyimpan kekayaan alam berupa hutan mangrove dan keanekaragaman hayati yang unik, menjadikannya destinasi wisata alam berkelas dunia.

BACA JUGA:Dirgahayu Republik Indonesia, Ini 8 Langkah Nyata BRI Dukung Bangsa Semakin Berdaulat, Sejahtera dan Maju

BACA JUGA:Permudah Tarik Tunai di Desa, Brilink Batin Raya juga Layani Penarikan Bantuan PKH

"Banyaknya hasil tangkapan udang karena kawasan Sungsang adalah ekosistem estuari.

Tempat pertemuan air asin dan payau yang sangat ideal bagi kehidupan biota laut,” ujar Kades Romi di sela kegiatan Media Field Trip FJM bersama SKK Migas-KKKS Sumsel, Selasa 19 Agustus 2025, dikutip dari sumeks.co

Jenis udang yang ditangkap nelayan pun beragam. Udang ketak, udang pink, dan udang burung (Penaeus merguiensis) merupakan komoditas ekspor dengan harga tinggi di pasar internasional.

Sementara itu, udang pepe (Metapenaeus ensis) banyak dijumpai di pasar tradisional dan menjadi bahan utama pempek serta kerupuk udang khas Palembang. Ada juga udang rebon (Acetes japonicus), yang menjadi bahan baku terasi.

BACA JUGA:Serba Digital, Brimo Permudah Pelaku UMKM di Kota Palembang

BACA JUGA:Punya Aplikasi BRImo, Semua Urusan Keuangan Sangat Dipermudah

Sehingga tak heran, produk olahan hasil laut ini mampu mendatangkan penghasilan hingga Rp100 juta ketika musim wisatawan berkunjung untuk menyaksikan burung migran di Taman Nasional Sembilang.

Selain hasil laut, Desa Sungsang IV yang memiliki luas sekitar 176.907 hektare juga dianugerahi hutan mangrove yang sangat luas.

Sebagian wilayahnya masuk kawasan Taman Nasional Sembilang dengan luas 205.100 hektare. Dilansir dari laman resmi tahun 2018, UNESCO bahkan menetapkan kawasan ini sebagai bagian dari Cagar Biosfer Dunia bersama Taman Nasional Berbak di Jambi.

Kawasan ini juga menjadi jalur persinggahan burung migran dari Asia Timur menuju Australia, sekaligus mengukuhkan Desa Sungsang IV sebagai salah satu dari 75 Desa Wisata di Indonesia.

BACA JUGA:BRImo Tawarkan Beragam Kemudahan, Termasuk Urusan Paket Kuota

Sumber: