Sumsel Alami Inflasi 1,77 Persen di Maret 2025, Pendorong Utamanya Diskon Tarif Listrik Berakhir dan Ramadan
Kepala BPS Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto.-Davidkarnain/radarpalembang.id-
Lalu, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga -0,34 persen, serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan -0,15 persen.
Wahyu menjelaskan sejumlah peristiwa yang memengaruhi laju inflasi pada Maret tahun ini diantaranya penurunan harga BBM, dan penyesuaian tidak adanya diskon listrik bagi pelanggan PLN.
BACA JUGA:BI Sumsel: Inflasi Sumsel Tetap Terkendali Selama HBKN Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Selain itu, juga berlangsungnya momen Ramadan dan Idul Fitri yang meningkatkan konsumsi masyarakat, serta ketersediaan stok pada beberapa komoditas hortikultura yang melimpah seperti cabai merah, cabai rawit, tomat, kacang panjang dan kol/kubis.
Adapun inflasi Sumsel pada Maret 2025 secara month to month (mtm) sebesar 1,53 persen, dengan kelompok utama penyumbangnya berasal dari perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,95 persen dan inflasi 7,71 persen.
Menurut Wahyu, inflasi Maret ini merupakan capaian tertinggi selama dua tahun terakhir, setelah dua bulan sebelumnya di tahun ini Sumsel mengalami deflasi.
"Memang ini tidak bisa kita hindari Maret kita Inflasi yang tinggi, karena memang ada penyesuaian tarif listrik dan adanya peningkatan konsumsi masyarakat di momen Ramadhan dan IdulFitri," ujar dia.
BACA JUGA:Inflasi Palembang Tertinggi di Sumsel, BPS: November Catat Inflasi 0,95 Persen YoY
Secara umum komoditas yang menyumbang inflasi Maret 2025 mencakup tarif listrik, bawang merah, emas perhiasan, bawang putih dan telur ayam ras.
Sumber:


