Pada aspek lingkungan, program ini menargetkan pengurangan tutupan eceng gondok di permukaan perairan sebesar 70% hingga akhir 2026 dengan fokus pada pemanenan dan pengolahan eceng gondok menjadi produk bernilai tambah.
Dari sisi sosial, program ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi kelompok Ankubas dari skala uji coba pada tahun 2022 menjadi bisnis komersial pada 2026.
Keberhasilan program ini juga didukung oleh pendekatan terintegrasi, termasuk survei wilayah terdampak, pelatihan teknis, dan penguatan pemasaran serta kemitraan strategis.
Reksotriono, Ketua Kelompok Ankubas, mengaku setiap harinya remaja-remaja setempat yang tergabung dalam Ankubas, biasa pergi ke sungai untuk mengumpulkan 20 Kg eceng gondok perhari.
BACA JUGA:BNPT Apresiasi Upaya Kilang Pertamina Plaju Jaga Obyek Vital Nasional dari Ancaman Terorisme
BACA JUGA:Satgas RAFI 2024 Selesai, Kilang Pertamina Plaju Salurkan 148 Ribu Kilo Liter BBM Selama Lebaran
“Mereka pergi ke Sungai membawa karung dan balik berisi eceng gondok,” kata dia.
Adapun eceng gondok yang telah dicacah kemudian dibungkus dengan bahan Polietilena Tereftalat, salah satu jenis serat benang yang terbuat dari bahan polyester.
Adapun lapisan luar bantal juga dijahit oleh remaja-remaja putri di Kelompok Ankubas.
“Penjahitnya juga remaja-remaja putri disini, dengan mesin jahit dan mesin obras yang difasilitasi Pertamina, jadi memberdayakan masyarakat juga,” tuturnya.
BACA JUGA:Potret Suasana Khusyuk Keluarga Kilang Pertamina Plaju Gelar Salat Idulfitri di 4 Lokasi
Produk lain yang diolah dari eceng gondok oleh Kelompok Ankubas ialah pewangi ruangan, yang telah dikomersilkan dengan brand Ankubas Scents.
Ada juga inovasi Oil Absorbent yang diproyeksikan menjadi alternatif dalam mengatasi risiko tumpahan minyak (oil spill) di industri.
Dukung Keberlanjutan Sumber Daya Air