Mawardi Yahya dan Eddy Santana Kompak Kritik Program Rumah Tahfiz Herman Deru

Selasa 29-10-2024,10:28 WIB
Reporter : Maulana Muhammad
Editor : Maulana Muhammad

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID - Calon Gubernur (Cagub) Mawardi Yahya dan Eddy Santana Putra kompak mengkritik program 'Satu Desa Satu Rumah Tahfiz' dari Herman Deru.

Debat publik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) yang berlangsung pada Senin 28 Oktober 2024 berlangsung seru.

Pasalnya kedua Cagub Sumsel yakni, Mawardi Yahya dan Eddy Santana Putra kompak sama-sama mengkritik program yang di ajukan oleh Cagub Herman Deru soal Rumah Tahfiz.

Kritik tersebut muncul saat ada pertanyaan dari Panelis mengenai Peredaran narkoba masih jadi permasalahan di Sumatera Selatan. 

BACA JUGA:Relawan KM Laporkan Oknum Kades ke Bawaslu OKI, Diduga Langgar Netralitas

BACA JUGA:Puan Maharani Tegaskan Kadernya Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Budi Gunawan Bukan Mewakili PDIP

Provinsi Sumsel menjadi wilayah tertinggi kedua dalam penyalahgunaan narkoba secara nasional di Indonesia berdasarkan data BNN 2023.

Seperti diketahui Gubernur/Wakil Gubernur yang menjabat saat itu Herman Deru-Mawardi Yahya (hingga Oktober 2023).

Herman Deru pun diminta panelis menjawab strategi pemberantasan narkoba dalam debat pertama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan.

Dalam jawabannya, Deru menyebut jika narkoba tak hanya menjadi ancaman Sumsel tapi juga dunia. Sumsel menurutnya memiliki banyak pintu masuk, tak hanya dari darat, udara, sungai tapi juga dari garis pantai.

BACA JUGA:Cara Istri RDPS Serap Aspirasi Masyarakat Palembang, Jenguk Warga Sakit di Daerah Perairan

BACA JUGA:Catat Tanggalnya, KPU Gelar Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati OKI Akhir Oktober

"Ancaman ini seharusnya diantisipasi bersama. Tak cukup hanya dari pihak keamanan dan pemerintah, tapi juga tokoh masyarakat dan agama serta keterlibatan orang tua," ujarnya.

"Masyarakat juga sudah mulai pencegahan dengan membentengi anaknya melalui akhlak, agama dan kita terinspirasi membangun satu desa satu rumah tahfiz. Alhamdulillah saat ini jumlahnya sudah melebihi jumlah desa yang ada," sambungnya.

Dia menyebut, pintu masuk harus diperketat untuk antisipasi peredarannya di wilayah Sumsel. Apalagi Sumsel adalah wilayah perlintasan sehingga wilayah ini berpotensi menjadi pemasaran narkoba.

Kategori :