Hal ini karena adanya kegiatan Pemilihan Umum 2024 dan juga isu ekonomi global yang membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk membeli kendaraan baru pada saat itu.
Pada periode Q1 2024 di Indonesia sendiri memiliki agenda pemilihan umum yang menjadikan masyarakat wait and see untuk merealisasikan pembelian kendaraannya..
“Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama periode tersebut juga sangat berpengaruh dalam membentuk pasar otomotif Indonesia, selain tentunya kebijakan moneter global,” tambah dia.
BACA JUGA:Keunggulan Baterai Listrik Solid-State Samsung Terbaru, Pengisian Cepat dan Mampu Bertahan 20 Tahun
Meski begitu, terdapat beberapa segmen yang mengalami peningkatan drastis pada kuartal awal tahun 2024, seperti yang terjadi pada segmen kendaraan elektrik.
Pada kuartal tersebut, kendaraan berbasis baterai tersebut mengalami peningkatan hingga 200 persen lebih atau tepatnya sebanyak 228,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada periode tersebut, penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) meningkat sebanyak 5.882 unit selama periode Januari hingga Maret 2024.
Jika berkaca pada tahun sebelumnya, penjualan wholesales hanya berhasil mencapai angka 1.793 unit.
BACA JUGA:Aplikasi Fleetify Bisa Pantau dan Kelola Perawatan Armada Kendaraan secara Sistematis
BACA JUGA:Perhatian untuk Pemilik Mobil Suzuki, Simak Empat Hal Penting saat Berkendara di Jalan Tol
Peningkatan yang begitu drastis juga turut diimbangi dengan banyaknya jenama yang masuk ke pasar Indonesia dan membawa kendaraan di segmen elektrik.
Terlebih, brand-brand China begitu masif berdatangan ke Indonesia.
Jenama China juga dikenal dengan berani untuk membawa berbagai inovasi yang mereka tanam di kendaraan elektrik mereka melalui fitur-fitur canggih dengan harga yang cukup bersaing.
Kehadiran banyak jenama otomotif dari China, terutama berbasis kendaraan listrik memang memberi pilihan lebih beragam kepada konsumen.