"Vaksin untuk pencegahan penyakit ngorok ini tidak dipungut biaya alias gratis. Jika ada peternak kerbau yang meminta vaksin segera lapor," tutupnya.
BACA JUGA:Terungkap Penyebab Ratusan Kerbau di OKI Tiba-tiba Mati, Diduga Terjangkit Virus SE
DKPP Sumsel Ajukan 10 Ribu Vaksin
Mengantisipasi penyebaran wabah virus Septicaemia Epizootice (SE) penyebab kerbau mati mendakak kian meluas DKPP Sumsel mengajukan penmabahan vaksin ke Pusat.
"Kita sudah minta 10 ribu dosis vaksin SE ke pusat, setelah sampai akan kita salurkan ke kabupaten/kota di Sumsel.
Dalam waktu dekat akan tiba," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan (Sumsel), Ruzuan Effendi, Jumat, 19 April 2024.
Vaksinasi yang dilakukan saat ini merupakan langkah mengantisipasi agar wabah penyakit yang meneyebabkan Kerbau mati mendadak di OKI tidak menyebar luar ke hewan ternak lainnya.
BACA JUGA:Seram, Puluhan Kerbau di OKI Tiba-tiba Mati, Diduga Ini Penyebabnya
Dan bukan hanya vaksin, pihak DKPP Sumsel juga mengajukan vitamin dan obat-obatan agar kerbau punya daya tahan tubuh yang baik.
"Sudah kita ajukan juga bantuan vitamin dan obat-obatan agar kerbau punya daya tahan tubuh yang baik," tambahnya.
Menurut Ruzuan saat ini ada sekitar 26 ribu populasi kerbau di Sumsel. Sebab itulah perlu ada antisipasi cepat agar populasi kerbau terjaga di Sumsel. Saat ini, penyakit itu telah menyebar ke beberapa wilayah di Sumsel.
"Di Banyuasin baru ada laporan gejala yang mirip saja. Di Empat Lawang baru kita tahu dari media, pihak dinas belum melaporkan.
BACA JUGA:Ubah Paradigma Peternak di Kabupaten Lahat Sumsel Melalui Program 1 Rumah 1 Pasang Ayam
Sementara di OKI dan Ogan Ilir sudah ada laporan kerbau yang mati mendadak. Jumlahnya sudah ratusan," jelasnya.
Ia mengungkapkan, pemeliharaan kerbau dengan melepaskan secara liar hewan ternak menjadi salah satu penyebab rentan terserang penyakit.
Cara itu disebutnya masih tradisional. Hal itu juga membuat penularannya kian masif.