"Selain itu, BSI membangun jaringan UMKM Center di Aceh, Yogyakarta dan Surabaya dengan total 2.526 nasabah binaan,"kata Adib.
Adib melanjutkan, faktor lainnya yang menopang optimisme PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) adalah langkah strategi dalam melakukan transformasi digital.
Hal ini dalam rangka memperkuat layanan perbankan syariah di era digital.
Adib mencontohkan, BSI Mobile saat ini sudah menjadi pilihan mayoritas para nasabah untuk bertransaksi.
BACA JUGA:BSI Tower, Gedung 22 Lantai Usung Konsep Green Building dan Diproyeksikan Financial Center Indonesia
Sebanyak 97 persen nasabah sudah menggunakan BSI Mobile untuk transaksi harian mereka, dan hanya sekitar 3 persen nasabah yang masih datang ke cabang untuk bertransaksi.
Per September 2023, transaksi di BSI Mobile mencapai 438 juta transaksi.
"Angka transaksi BSI Mobile naik dari angka 343,78 juta transaksi pada periode yang sama di tahun 2022,"ungkap Adib.
BACA JUGA:Indonesia Resmi Masuk FATF, BSI Terpilih Perwakilan Tunggal Perbankan Syariah
Faktor Makro
Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan di tingkat global ekonomi dinilai masih akan melambat.
Faktornya antara lain kebijakan moneter yang ketat dari bank sentral negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Seperti suku bunga acuan bank yang masih dijaga tinggi sejak 2023.
Inflasi global semakin terkendali, tetapi masih ada risiko kenaikan harga komoditas yang didorong oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau Israel-Palestina.
BACA JUGA:Market Share Perbankan Syariah Terus Meningkat, Laba BSI Tumbuh 31 Persen
Selain itu, terdapat risiko dari perubahan iklim dan gangguan cuaca El Nino yang berpotensi menghambat produksi pangan hingga paruh awal 2024.