Tambunan yang merasa penasaran dengan apa yang terdapat di dalam guci besar pemberian orantuanya tersebut lantas membukanya saat berada di tengah sungai Musi.
Namun begitu terkejutnya ia ketika mendapati isi guci tersebut berupa sawi asin. Tambunan yang marah pun lantas membuang guci-guci tersebut ke sungai Musi.
Pada saat hendak menbuang guci yang terakhir tanpa sengaja guci tersebut terjatuh dan pecah. Ternyata guci itu berisi harta berupa emas yang atasnya ditutupi dengan sawi asin.
Melihat hal itu lantas membuat Tambunan terjun kesungai Musi untuk mengambil kembali ke enam guci yang telah iya buang.
BACA JUGA:MISTERI, Rasi Bintang Candi Borobudur yang Belum Terkuak
Setelah menunggu berapa lama, Tambunan tak kunjung juga keluar dari air, hal itu pun membuat sang pujaan hati memutuskan untuk melompat menyusul Tambunan.
Selang beberapa waktu setelah pristiwa itu muncullah sebuah pulau kecil tepat ditempat Siti Fatimah dan Tambunan tenggelam.
Pulau tersebut akhirnya diberinama Pulau Kemaro yang artinya kemarau. hal ini karena pulau tersebut tidak pernah tergenang air apalagi sampai tenggelam meski air sungai Musi sedang Pasang.