Dongkrak Survei, Anies Disarankan Ganti Gaya Kampanye

Senin 05-06-2023,15:22 WIB
Reporter : Zarkasih
Editor : Admin

"Pola gerakan ini yang harus dilakukan oleh Anies Baswedan secepat mungkin untuk meningkatkan elektabilitasnya sehingga bisa ikut final di putaran kedua pada pilpres mendatang,” tukas Arianto.

Pergerakan Anies Basewdan yang selama ini dilakukan harus direm  demi untuk meningkatkan elektabilitas. Melihat kebelakang pada pertarungan Jokowi dan Prabowo Subianto, 2019 lalu, tentunya menjadi cermin utama bagi Anies Baswedan.

Prabowo Subianto yang dulunya banyak menampilkan  intelektual seperti pendidikan  bagus, bahasa Inggris sangat bagus, anak Begawan ekonomi, justru tidak banyak mempengaruhi peningkatan elektoral.

BACA JUGA:Cak Imin Pastikan Berpasangan Dengan Prabowo,Tunggu Deklarasi Resmi

Para pemilih Indonesia akan memilih tidaklah demikian. Justru Jokowi yang  pada pemilihan  presiden kemarin hanya menampilkan kesederhanaan, sering turun ke masyarakat di pasar, petani, nelayan pergi ke lapisan masyarakat menengah ke bawah tanpa banyak menjual  gagasan yang intelktual ke masyarakat, mendapatkan insentif elektoral yang  lebih banyak dibandingkan Prabowo Subianto.
 

Arianto kembali menegaskan, Anies Baswedan secepat mungkin harus mengubah gerakan sosialisasi ke masyarakat dengan cara berbeda. Cermin jelas sudah dibuktikan dengan kekalahan Prabowo Subianto pada pilpres periode lalu, dengan lawannya Jokowi.

BACA JUGA:Bidik Kemenangan Ketiga, Ini Pesan Ganjar kepada Kader PDIP di Sumsel

 

Bukan berarti jualan  gagasan  intelektual, lulusan luar negeri, anak pahlawan tidak penting, dan nyatanya dari berbagai hasil survei belum bisa menempatkan elektabilitas Anies Baswedan di posisi  pertama  atau kedua. Anies Baswedan masih berada di urutan ketiga, kalah dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Saya yakin, Prabowo Subianto akan melakukan pola gerakan yang berbeda pada pertarungan pilpres periode lalu. Pola gerakan Ganjar Pranowo sekarang sangat mirip dengan Jokowi dan pola gerakan ini sangat diapresiasi masyarakat. Perlu diingat, masyarakat Indonesia itu akan memilih syarat pertamanya adalah ingin kenal dahulu  dengan capresnya dari hati ke hati. Kemudian akan timbul rasa suka di hati masyarakat dan akhirnya akan memilihnya. Bukan capres tersebut langsung  menjejalkan jualan gagasan intelektual yang tinggi di masyarakat," beber dia.

BACA JUGA:Relawan Gibran Dukung Prabowo Subianto, Kuat Beber Alasannya

 

Sekali lagi, pikiran masyarakat untuk menjatuhkan pilihannya kepada capres tidak terlalu tinggi-tinggi, cukup yang dilakukan capres merupakan cerminan pada diri masyarakat setiap hari saja. Pola gerakan ini sudah terbukti dilakukan oleh Jokowi pada pilpres periode lalu. (*)

 

 

 

Kategori :