
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Cabang Palembang Sosialisasi Tegaskan Anti Gratifikasi ke Rekanan
Sebelumnya deklrasi tentu petinggi ketiga partai akan bertemu untuk menandatangi kesepakatan dan keputusan bersama mengenai dukungan terhadap Pecapres Anies Baswedan dan koalisi perubahan.
Menariknya, baik demokrat maupun PKS tidak lagi ngotot mengajukan calon sendiri sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan.
Awalnya, Demokrat berkeinginan mengegolkan ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres sedangkan PKS ingin mengajukan Ketua Ktua Majelis Syuro PKS, Dr Salim Segaf AL Jufri.
Mereka sama-sama sepakat, pemilihan Cawapres diserahkan kepada Capres Anies Baswedan yang tentunya dengan mempertimbangkan masukan dari anggota koalisi perubahan.
Keputusan resmi dari PKS untuk terus konsisten berada di dalam koalisi perubahan dan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Capres, disambut suka cita oleh Partai Demokrat yang sudah lebih dulu menyatakan dukungan resmi.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky, dengan sikap resmi PKS itu, berarti syarat presidential threshold 20 persen untuk mengusung Capres sudah terpenuhi.
BACA JUGA:Dukung Anies, Demokrat Ajak Nasdem dan PKS Bentuk Sekretariat Perubahan
Komulatif perolehan suara atau kursi tiga partai itu mencapai 28 persen. Itu berarti Anies Baswedan bisa melenggang maju sebagai capres.
‘’Koalisi perubahan ingin memberikan alternatif calon presiden kepada masyarakat. Isu koalisi tiga partai ini akan bubar sekarang sudah terjawab. NasDem, Demokrat dan PKS solid dalam satu gerbong koalisi,’’tegas Teuku Riefky.
Anies Baswedan Antitesa Jokowi
Selain menjadi simbol perubahan dan nasional religius, soso Anies Baswedan juga menjadi antitesa Jokowi. Dalam komunikasi politik, ada kalanya membutuhkan sebuah perbedaan yang tajam antar figur-figur yang akan berkontestasi, termasuk perbedaan dari pemimpin yang sedang menjabat.
BACA JUGA:Anies Naik Jet Pribadi Saat Safari Politik, Nasdem: Kami Fasilitasi Sama Seperti Jokowi
Anies sebagai antitesa Jokowi bukan lagi sekedar retorika politik. Survei dari Indikator Politik Indonesia yang rilis 5 Januari 2023, menguatkan asumsi itu.
Faktanya adalah, ketika kepuasan publik terhadap Jokowi mengalami penurunan, maka elektabilitas Anies naik menjadi 32,2 persen.