PALEMBANG, RADAR PALEMBANG -
Sumarjono Saragih pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Pusat yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumsel berharap petani atau pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan harus hati hati dan diharapkan tidak menggunakan bibit sembarangan atau tidak memiliki hak cipta dari sumber benih kelapa sawit resmi.
"Karena jika menggunakan bibit sawit yang tidak memiliki hak cipta nantinya akan merugikan petani itu sendiri pasalnya produksinya tidak maksimal,"ungkapnya saat dibincangi koran ini kemarin.
Sumarjono mengatakan, menggunakan bibit kelapa sawit yang tidak memiliki sertifikasi mengakibatkan produksi menjadi rendah atau paling tinggi hanya 50 persen dan dalam siklus tanam selama 25 tahun.!
"Satu siklus tanaman kelapa sawit itu produksinya selama 25 tahun. Jadi jika salah pilih bibit sawit petani akan menyesalinya selama 25 tahun,' katanya
Menurut Sumarjono, jika petani sudah menggunakan bibit unggal dan merawat sawitnya dengan baik dan benar dijamin hasil yang diperoleh saat panen akan maksimal. "Iya ada proses yang cukup panjang dari tanam hingga panen dalam bertanam kelapa sawit,,'ujarnya.
Sumarjono juga menyebut di awal tahun 2023 atau tahun kelinci bisnis kelapa sawit kemungkinan akan terus tumbuh.
Mengingat permintaan kebutuhan CPO terbilang tinggi apalagi tahun baru Imlek dan lebaran tidak terlampau jauh jaraknya.
"Kalau dihitung berapa banyak kebutuhan orang yang memakai minyak goreng untuk Imlek ini, nah begitu juga nanti saat puasa dan lebaran, jadi memang perkebunan khususnya sawit ini tetap tumbuh," terangnya.
Dijelaskan oleh Sumarjono, apalagi untuk harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit rata-rata Rp 2.000an ke atas.
"Di tahun 2022 untuk produksi minyak sawit hampir mencapai 50 juta ton, 70 persen memang untuk ekspor, ya kita optimis juga harga ditingkat petani akan naik ditahun ini, "pungkasnya.
Sementara itu, memasuki tahun kelinci air 2574/2023, pengusaha perkebunan kelapa sawit dan properti di Sumsel, Arifin, mengajak pengussha lain untuk tidak takut melakukan investasi. "Iya walau pemerintah memprediksi ditahun 2023, memasuki tahun resesi. Namun saya tetap mengajak pengusaha untuk terus berpikir positif. Jangan berpikir negative," katanya .
Menurut Arifin, jika ketakutan menanam investasi terus didengung-dengungkan maka bukan tidak mungkin ini akan menjadikan pemikiran negative semua pengusaha hingga tidak berani menanamkan investasinya untuk mengembangkan usahanya. Yang menjadi masalah, jika tidak ada lagi pengusaha yang mau investasi bukan tidak mungkin ekonomi akan semakin lesu.
Dari kacamata Arifin, di tahun 2023, ekonomi akan berjalan sebagaimana mestinya. "Saya yakin ekonomi akan berjalan dengan baik. Resesi itu terlalu mengada ada. Yang baik itu, tetap melakukan investasi, sehingga ekonomi terus bergulir dan masyarakat tidak ditakut-takuti. Jadi kita memang harus tetap berpikir maju dan berpikir positif," jelasnya.
Apalagi saat ini pandemi covid juga sudah reda Ini merupakan berita positif. Ditambah lagi presiden Jokowi, juga sudah mengumumkan tidak ada lagi PPKM serta tidak diwajibkan lagi menggunakan masker.
Dengan adanya pengumuman tersebut juga semakin membuat ekonomi berkembang dengan baik. "Dan ditahun Imlek ini kita harapkan bangsa dan negara kita akan semakin baik. Semakin menjadi negara besar dan semua masyarakat dapat hidup makmur," jelas Arifin