“Oleh karena itu, ritual atau sembahyang pengantaran Dewa ini merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa sebelum menyambut Tahun Baru Imlek,’ujarnya..
Pada umumnya, sambung Akien, sembahyang atau ritual pengantaran Dewa Dapur pada bulan 12 tanggal 24 ini dilakukan pada dini hari. Setelah dewa dapur berangkat ke alam Surga, bukan berarti tidak ada dewa yang memantau perbuatan manusia.
BACA JUGA
https://radarpalembang.disway.id/read/636906/kelenteng-gie-hap-bio-gelar-ritual-ucapan-terimakasih
“Karena saat Dewa Dapur berada di Surga, masih ada dewa-dewa penggantinya yang akan melaksanakan tugas dewa dapur tersebut hingga Dewa Dapur kembali ke alam manusia,”katanya.
Akien menjelaskan ada istilah yang mengatakan “Mengantar Dewa pada pagi hari, Menjemput Dewa pada malam hari”. Oleh karena itu, biasanya masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang pengantaran Dewa pada dini hari sebelum mereka tidur.
“Tujuannya adalah agar Dewa Dapur cepat tiba di Surga sehingga mendapatkan tempat yang terbaik untuk memberikan laporan terbaik untuk mereka,”terangnya.