Oleh: Novitasari Kusdinar, S.Pd, SMP Negeri 1 Betung
Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah.
Hal ini dikarenakan dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia dicantumkan empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis.
Sebagai suatu keterampilan, menulis memang harus dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Semakin sering belajar dan berlatih, tentu semakin cepat terampil.
Siswa yang sudah biasa menuliskan sebuah ide, gagasan, pendapat, atau perasaannya, maka dia tidak akan mengalami kesulitan ketika harus menulis.
Berbeda halnya dengan siswa yang jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah membuat sebuah karya tulis (khususnya puisi), tentunya siswa tersebut akan mengalami banyak kesulitan ketika diminta menuliskan sebuah puisi.
Agar siswa dapat menghasilkan tulisan yang baik, dibutuhkan suatu pembelajaran menulis yang efektif, sedangkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif diperlukan suatu metode atau media yang tepat, salah satunya dengan cara menggunakan sosial media.
Pada dasarnya penggunaan sosial media itu dilakukan untuk hal yang positif, bagaimana sosial media itu mampu menghasilkan produk karya sastra (puisi) untuk digunakan siswa sebagai media yang mampu mengembangkan siswa dalam menulis puisi.
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang diungkapkan melalui pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin (Waluyo, 1991: 25).
Penyair mencurahkan segala perasaan dan pikiran yang kemudian diramu dengan memanfaatkan kreativitas penyair dan diwujudkan melalui medium bahasa. Oleh karena itu, penyair memanfaatkan diksi, arti denotatif dan konotatif, bahasa kiasan, citraan, secara retorika, faktor kebahasaan yang berhubungan dengan struktur kata atau kalimat dalam puisinya (Pradopo, 2005: 45).
Mengajarkan puisi memang bukan hal yang mudah, karena puisi memiliki keunikan tersendiri yang terletak pada bahasa yang digunakan, karena bahasa yang digunakan puisi berbeda dengan bahasa yang dipakai dalam drama dan fiksi.
Namun, pembelajaran menulis puisi perlu diajarkan kepada siswa sekolah dasar sampai tingkat menengah ke atas, karena pembelajaran menulis puisi dapat dipakai untuk melatih kepekaan seseorang terhadap nilai-nilai kehidupan di sekitar manusia.
Pembelajaran sastra dan evaluasinya seperti yang diungkapkan oleh Jamaludin (2003:85) bahwa pola pembelajaran satra belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pembinaan dan pengembangan daya apresiasi siswa terhadap karya sastra.
Pada kenyataannya pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas selalu diarahkan pada segi-segi teoritis sehingga tujuan utama pengembangan kemampuan siswa tidak tercapai, yang meliputi empat kemampuan atau keterampilan berbahasa.
Dengan memilih media pembelajaran secara tepat akan menambah keefektifan proses pembelajaran, karena pemilihan media pembelajaran yang menarik dapat menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi pada peserta didik dan hal ini mempermudah terjadinya proses pembelajaran itu sendiri. Salah satu diantaranya dengan menggunakan sosial media.
Penggunaan media dalam pembelajaran sangat mendukung proses pembelajaran bagi siswa terutama pada materi kesusastraan. Pada zaman milenial ini, pengajar sudah seharusnya menerapkan inovasi baru yang bisa digunakan dalam pembelajaran, terutama dalam menulis puisi.
Facebook atau Instagram sebagai media sosial yang dekat dengan siswa saat ini dapat menjadi wadah yang efektif dalam memotivasi siswa untuk belajar menulis puisi
Pada zaman ini, dalam proses pembelajaran, harus ada campur tangan teknologi. Peran teknologi dalam pembelajaran adalah sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Teknologi dapat dimaknai sebagai ”pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu (know-how of making things) atau “bagaimana melakukan sesuatu” (know-how of doing things), dalam arti kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan nilai yang tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya (Martono, 2012).
Pengertian teknologi tersebut diibaratkan seperti penemuan yang memiliki nilai tinggi dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dalam pendidikan, teknologi diperlukan guna menopang pendidikan agar maju dengan pesat.
Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial memiliki pelbagai fungsi, satu diantaranya sebagai media pembelajaran khususnya Instagram.
Mengapa Instagram? Karena media sosial instagram cukup popular di kalangan siswa dan mudah untuk mengkasesnya. Selain itu, dengan menggunakan media sosial instagram siswa lebih mudah untuk memahami beberapa materi Bahasa Indonesia salah satunya adalah puisi.
Di dalam Instagram banyak terdapat akun-akun yang berhubungan dengan materi puisi, akun-akun yang mengunggah puisi-puisi atau kata-kata puitis.
Dari akun-akun tersebut pertama-tama para siswa mulai tertarik untuk membaca sesuai dengan keadaan emosianal yang tengah dialami anak seusianya, biasanya tentang percintaan, dan pershabatan.
Setelah mereka sering membaca, barulah secara tidak sadar mulai mengikuti pola akun yang mereka ikuti untuk mengunggah kata-kata puitis sesuai dengan keadaan emosional yang dialami.
Berangkat dari peristiwa tersebut saya mencoba untuk memberi pengarahan lebih dalam tentang penggunaan media sosial sesuai kebutuhan dan ke arah lebih baik, yaitu dengan mengunggah puisi-puisi yang mereka buat.
Mengapa puisi? Siswa yang diajarkan cenderung lebih mudah menulis puisi ketimbang menulis sebuah cerita pendek atau karya prosa lainnya, karena karya prosa lebih membutuhkan banyak kata-kata ketimbang puisi.
Selain itu, media Instagram juga terbatas untuk menuliskan sebuah karya sastra berbentuk prosa.Maka dari itu, puisilah pilihan yang tepat sebagai wadah pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa.
Dengan hadirnya media sosial sebagai teknologi baru, tentu saja cara hidup manusia juga akan mengalami perubahan.
Di dalam penggunaan media Instagram sebagai sarana/media pembelajaran tentu memerlukan biaya untuk membeli kuota internet sebagai faktor penunjang mengaktifkan instagram. Biaya yang digunakan bervariatif tergantung besaran kuota yang dibeli.
Meski telepon genggam yang digunakan siswa tidak semuanya berfitur canggih, tetapi paling tidak bisa memuat aplikasi Instagram.
Bahkan bagi yang tidak memiliki telepon genggam dapat membuat akun Instagram melalui alamat surel (surat elektronik) yang dibuat terlebih dahulu.
Kemudian untuk aktivasi bisa melalui telepon genggam teman sekelas sehingga bagi siswa yang tidak memiliki telepon genggam siswa secara tidak langsung tetap bisa mengikuti arus globalisasi dalam bidang teknologi khususnya media sosial.
Selain itu, siswa semakin efektif dan efisien dalam memperoleh informasi sebab tidak terhalang waktu, tempat dan biaya yang tidak terlalu mahal.
Menggunakan Instagram sebagai media pembelajaran membuat suasana di kelas menjadi hidup. Ibarat ruang gelap, instagram datang menjadi lampu sehingga menerangi kelas tersebut. Maksudnya adalah dengan Instagram siswa semakin mudah menemukan contoh puisi yang beraneka ragam.
Guru lebih mudah memberikan contoh puisi sehingga suasana kelas menjadi interaktif. Ketika selesai penyampaian materi puisi, siswa diminta untuk mencari ataupun menuliskan sebuah puisi sesuai dengan puisi yang ia temui sekaligus sukai.
Sosial media dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi diharapkan dapat membantu siswa mengatasi permasalahan dalam menulis puisi.
Melalui sosial media diharapkan siswa dapat mengeksplorasi kemampuan mereka dalam menulis puis. Di zaman sekarang ini sering kali siswa bermain sosial media salah satunya adalah instagram, sering kali siswa menulis kata-kata yang tidak terarah di dalam Istagram .
Diharapkan dengan penggembangan keterampilan menulis puisi melalui sosial media siswa akan mampu mengungkapkan apa yang ingin mereka curahkan di dalam hati mereka lewat dunia maya dan mereka akan terbawa dalam imajinasi mereka untuk menuangkan ide kreatif serta gagasan ke dalam bentuk puisi.
Selain itu, penggunaan sosial media mampu mebangkitkan motivasi dan minat siswa dalam menulis puisi karena ide atau gagasan yang mereka curahkan lewat sosial media dapat dibaca oleh berbagai kalangan, sehingga mereka lebih merasa bahwa karya mereka diapresiasi oleh banyak orang.
Menulis puisi dengan menggunakan sosial media salah satunya Instagram dapat menumbuhkan minat siswa dan membuat siswa merasa percaya diri dalam berkarya.
Dengan menggunakan media sosial tidak hanya mendorong siswa untuk aktif dalam berimajinasi tetapi juga mendorong siswa untuk memberikan apresiasi terhadap karya orang lain sehinga pembelajaran tidak berfokus pada hasil tetapi juga pada proses pembelajaran dari berbagi arah.
Selain itu, sosial media juga digunakan siswa untuk melakukan hal-hal yang positif untuk pembelajaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis puisi menggunakan sosial media dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menulis puisi.
DAFTAR PUSTAKA
Dinatha. (2017). Pemanfaatan media facebook untuk menilai sikap ilmiah(afektif)mahasiswa. Jurnal of Education Technology, 1(2), 211-217.
Hamidah, et al. (2019). Pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik terhadapkemampuan menulis puisi siswa kelas v di sd negeri 49 kota bengkulu. Jurnal Riset PendidikanDasar, 2(1), 54-60.
Hendriana, H. (2012). Pembelajaran matematika humanis dengan metaphorical thinking untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa.Infinity Journal, 1(1), 52-60.
Mansor N, Rahim, NA. (2017). Instagram in ESL classroom. Man in India, 97(20), 107-114.
Martono, N. (2012). Sosiologi perubahan sosial: perspektif klasik, modern, postmodern, danpostkolonial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurdyansyah, et al. (2017).The role of education technology in mathematic of third gradestudents in mi Ma’arif Pademonegoro Sukodono. Madrosatuna: Journal of IslamicElementary School Vol. 1(1), 37-46.
Nurdyansyah, N., Andiek, W. (2015). Inovasi teknologi pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia LearningCenter.
Nurgiyantoro, B. (2002). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pratnyawan, A. (2019). Pengguna instagram dan facebook indonesia terbesar ke-4 didunia[Online].Diaksesdari:https://www.suara.com/tekno/2019/06/19/133252/penggunainstagram-dan-facebookindonesia-terbesar-ke-4-di-dunia.
Risnawati, R, Ghufron, M N. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Sakti, BC, Yulianto, M. (2018).Penggunaan media sosial instagram dalam pembentukan identitas diri remaja. Interaksi Online, 6(4), 490-501.
Sukmadinata, NS. (2016). Metode peneltian pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan, HG. (1986). Teknik pengajaran keterampilan berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, HG. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: PenerbitAngkasa.
Waluyo, Herman J.1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar