OGAN ILIR, RADAR PALEMBANG, Pada kunjungan pertama tahap Evaluasi setelah pelaksanaan PPM dengan judul kegiatan, Pendampingan Budidaya Bayam Brazil Dengan Pemanfaatan Eco Enzyme Sebagai Pupuk Dan Pestisida Organik, dengan pengelolaan dan Jadwal Pemberiannya menggunakan Model Matematika pada lahan pekarangan masyarakat Desa Pulau Semambu Kabupaten Ogan Ilir”,21 Oktober 2022 yang lalu
Tim PPM FMIPA Universitas Sriwijaya yang berkunjung saat itu terdiri dari ketua Dr. Fitri Maya Puspita, M.Sc, anggota Dr. Laila Hanum, M.Si, Dr. Evi Yuliza, M.Si, Sisca Octarina, S.Si., M.Sc alumni: Robeah Aryani, S.E, dan 10 mahasiswa: Yulia Anisawati, Weni Wulandari, Adinda Rahma Pertiwi, Okta Beno, Alifia Fani Diah Rahayu, Santiara, Novita Okima Purnama Sari, Dina Innaka putri, Intan Fermata sari, serta Indri Mariska
Fitri ketua Tim memaparkan laporan tersebut, setelah mengecek kondisi Eco-Enzyme, baik itu di wadah besar maupun wadah kecil bisa dikatakan baik, beraroma alkohol dan asam segar, tidak berjamur, dan tidak ada belatung di wadah penyimpanannya.
"Untuk pengecekan sampel bayam brazil, diambil dari tiga rumah yang berada di Dusun V, Desa Pulau Semambu. Sampel 1 diambil di rumah Ibu Rohila dengan kondisi bayam yang tumbuh dengan baik. Sampel 2 dan 3 diambil di rumah Ibu Sumintarti dan Ibu Karlita dengan kondisi bayam yang bisa dikatakan baik, tetapi terdapat banyak lubang kecil para daunnya," ujarnya.
Lalu pada Jumat, 11 November 2022
Tim PPM FMIPA Universitas Sriwijaya dengan personil yang sama kembali melaksanakan Evaluasi tahap 2.
Menurut Fitri sebagai Ketua Tim, “kondisidi Eco-Enzyme wadah besar maupun wadah kecil terlihat tidak ada belatung, aroma alkohol dan asam segar, kulit buah dan sayur sudah mulai terurai sedikit demi sedikit, tidak berlendir, dan tidak berbau busuk. Pada kunjungan kedua ini fermentasi dapat dikatakan baik”.
Untuk pengecekan sampel bayam brazil, diambil dari tiga rumah yang berada di dusun 2 Desa Pulau Semambu. Sampel 1 kondisi bayam yang tumbuh sangat baik dan subur. Daun lebar, hijau, dan terlihat tidak ada bolongan dimakan hama pada daun. Pada sampel satu belum diberikan Eco-Enzyme. Sampel 2 kondisi bayam baik dan subur. Daun hijau dan lebar, tidak ada bolongan dimakan hama pada daun. Terakhir pada sampel 3 kondisi bayam baik, namun tidak sesubur pada sampel 1 dan sampel 2. Pada daun masih ada beberapa bolongan bekas dimakan hama, dan pertumbuhan batang juga tidak terlalu pesat dari monitoring pertama. Ketiga sampel tersebut belum dipupuk menggunakan Eco-Enzyme yang telah dibagikan pada saat penyuluhan”
Kemudian, Sabtu, 3 Desember 2022 tim melakukan kunjungan ketiga di Desa Pulau Semambu. Untuk kondisi Eco-Enzyme masih dalam kondisi baik yaitu tidak terdapat belatung, aroma alkohol dan asam segar tanpa bau busuk, serta kulit buah dan sayur sudah cukup terurai.
Untuk pengecekan sampel bayam brazil, diambil dari 3 rumah di dusun 2 dan 1 rumah di dusun 6 desa Pulau Semambu. Sampel 1 kondisi bayam yang tumbuh baik dan subur. Daun tidak terlalu lebar, hijau, dan tidak ada bolongan dimakan hama pada daun. Pada sampel 2 kondisi bayam baik, daun hijau dan cukup lebar namun terdapat bolongan dimakan hama pada daun.
Pada sampel 3 kondisi bayam baik dan subur, daun hijau dan tidak begitu lebar, batang cukup tinggi, dan terdapat bolongan dimakan hama pada daun. Pada sampel 4 kondisi bayam baik dan subur, daun hijau dan cukup lebar, dan terdapat bolongan dimakan hama pada daun. Pada sampel 4 ini sudah diberi Eco-Enzyme.
Menurut Fitri, “Pada kunjungan ke-3 ini juga tim mencoba untuk melakukan stek pada bayam brazil guna melihat apakah bayam brazil yang sudah di stek bisa menghasilkan tanaman baru yang identik dengan induknya. Selain itu dilakukan juga percobaan menyemprotkan larutan Eco-Enzyme ke tanaman bayam brazil”.(sep)